Jamaah Haji Mojokerto Diminta Jaga Kondisi, Sebelum Diboyong Ke Madinah

Pekan depan, semua jamaah haji asal Kabupaten Mojokerto bakal diboyong ke Madinah untuk menjalankan Arba’in atau sholat berjamaah 40 waktu tanpa terputus (selama 8 hari) dan ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW.

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, rencananya semua jamaah haji asal Mojokerto akan bergeser ke Madinah pada 13 September. Jarak antara Mekkah dan Madinah sekitar 450 Km lebih, para jamaah akan diangkut dengan kendaraan bus yang disiapkan pemerintah Indonesia.

Mukti Ali, Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Kabupaten Mojoketo di tanah suci menginformasikan, semua jamaah di Kloter utama kabupaten Mojokerto, yakni kloter 75,76 dan 77 menggelar kegiatan penyuluhan persiapan ke Madinah.

“Penyuluhan ini penting bagi jamaah agar senantiasa menjaga kondisi kesehatannya, meski di Mekkah sempat hujan namun suhu di Mekkah terbilang panas. Masih dikisaran 41-42 derajat celsius,” ungkapnya.

Sementara dalam kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan masing-masing kloter tampak jamaah antusias mengikuti penyuluhan tersebut. Penyuluhan juga diisi senam relaksasi dan pijat bersama. Para jamaah juga diimbau senantiasa menjaga kondisi kesehatannya agar selalu fit.

“Kami aktif melakukan penyuluhan kepada jamaah dengan dibantu tim promotif preventif dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk persiapan ke Madinah,” kata dr Fanny Ardie, Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) kloter 76 embarkasi Surabaya (SUB).

Fanny juga mengatakan, dalam penyuluhan ini Kemenkes menyarankan agar jamaah selalu memakai alat pelindung diri ketika berada di luar rungan, Seperti memakai masker, payung, penutup kepala, maupun kacamata.

Sekedar informasi, jamaah haji asal yang berangkat ke tanah suci sebanyak 1.336 jamaah, dua diantaranya meninggal dunia saat berada di Mekkah. Yakni, jamaah atas nama Suwari asal Desa Balongmasin, Kecamatan Pungging yang tergabung dalam kloter 76 dan Wawang Heru asal Desa/Kecamatan Sooko, tergabung dalam kloter 75.(sma/udi)