Musim Haji 2018, Mekkah Diwarnai Badai Debu dan Hujan Es

Laporan Mukti Ali, Kasi PHU Kemenag Mojokerto

Musim haji tahun ini banyak kejadian langka yang terjadi di Mekkah, seperti hujan deras di sekitar Masjidil Haram hingga tempat tawaf pun ditutup sementara, juga badai debu dan hujan es.

Mukti Ali, Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Kabupaten Mojokerto dari tanah suci mengabarkan, meski musim haji tahun ini cuaca di tanah suci cukup panas, namun sempat beberapa kali diwarnai hujan yang cukup deras, bahkan hujan es.

“Waktu saya berada di tempat tawaf, setelah shalat Maghrib tiba-tiba ada badai debu disertai sambatan petir, namun hal ini bukannya membuat jamaah takut, justru jamaah semakin bersemangat. Jamaah haji melihat bahwa ini adalah kekuasaan Allah dan dengan serentak tanpa dikomando semua mengucap kalimat takbir dengan suara yang keras, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,” cerita Multi Ali.

Setelah badai debu disertai petir mewarnai area tawaf dan Masjidil Haram, disusul hujan yang cukup deras yang disertai angin. “Jamaah tetap bersemangat danenikmati hujan deras yang menjadi kejadian langka di tanah suci, dan ini adalah berkah yang diberikan Allah,” tambahnya.

Sementara area luar Masjidil Haram, tampak hujan deras membuat beberapa jamaah yang menuju Masjidil Haram menepi dan mencari tempat berteduh. “Anginnya cukup kencang dan Hujannya lumayan deras. Selain air juga disertai gumpalan es seperti cristal yang ikut turun bersama air hujan,” terangnya.

Disinggung soal jamaah haji asal Kabupaten Mojokerto yang tebilang masuk dalam kloter terakhir, yakni 75,76 dan 77. Menurut Mukti Ali, memang situasi di Mekkah menjelang diboyong ke Madinah terasa kurang nyaman. Hal ini karena di Mekkah dipenuhi jamaah haji asal beberapa negara lain, seperti Bangladesh, India, Turki, Tunisia, China dan beberapa negara lainnya.

“Di semua tempat yang ada di Mekkah dipenuhi jamaah dari luar, baik di terminal maupun di sekitar Masjidil Haram. Sementara Jamaah Haji Indonesia sebagian sudah kembali ke tanah air dan sebagiannya lagi sudah bergeser ke Madinah,” ujar Mukti Ali.

Sementara agenda jamaah haji asal Kabupaten Mojokerto, rencananya akan diboyong ke Madinah pada 13 September 2018. Jamaah akan menempuh jarak sekitar 450 km lebih dengan kendaraan bus yang disediakan pemerintah.(sma/udi)

Mukti Ali, Kasi PHU Kemenag Kabupaten Mojokerto saat berada di Jamarat,Mina.

INI 8 FAKTA, Wanita di Mojokerto Nekat Buang Bayinya Hingga Ditangkap Polisi

Baca juga :