Prihatin Harga Masker Mahal, Pengusaha Konveksi di Mojokerto Buat Masker Secara Swadaya

Seorang pengusaha konveksi di Dusun Tegalsari, Desa Puri, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto secara swadaya membuat masker.

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, merebaknya pandemi Covid-19 atau Corona di Indonesia membuat terjadinya kelangkaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti Hand Sanitizer, dan masker. Kelangkaan ini membuat barang-barang yang diperlukan saat merebaknya wabah ini bernilai jual tinggi.

Tri Widiyatmoko Pemilik konfeksi Semut Geni mengatakan, hal itulah yang mendasari pembuatan masker kain yang digarap dengan 14 karyawan.

“Prihatin, saat ini masker harganya melambung tinggi dan sulit untuk mendapatkannya, ” ujarnya saat ditemui di kantor pemasaran di Desa Puri, Kecamatan Puri, Mojokerto, Kamis kemarin (26/03/2020).

Dia bersama puluhan karyawannya memanfaatkan mesin jahit yang dia miliki untuk membuat masker kain dengan bahan kain spunbond dan sisa kain jenis combed.

“Saya coba membuat dengan melihat tutorial di sosial media kemudian saya buat lalu saya bagikan secara gratis kepada lingkungan secara cuma-cuma, dan yang membutuhkan,” paparnya.

Tri, sapaan akrabnya mengatakan, untuk membuat masker pihaknya tidak asal comot bahan. Kain yang digunakan harus berjenis kain spunbond maupun kain combed. Tujuannya agar nyaman dipakai. Selain itu pori-pori kain juga padat sehingga relatif cocok untuk penyaring.

“Insya Allah sudah standard, sebab saya kemarin sempat melihat di media sosial jika memang kesulitan mencari masker kain berjenis spunbond dan sisa kain jenis combed, bisa menjadi solusi,” jelasnya.

Dalam sehari dirinya mampu membuat 250 masker. Bahannya juga masih tersedia cukup banyak. Sisa-sisa kain combed dari sisa pembuatan kaos dia buat.

Dia mengaku tidak berpikir untuk menjualnya meski banyak pesanan. Namun sejak membuat masker sendiri, dia banyak mendapatkan pesanan dari luar.

“Yang pesan rata-rata dari orang yang saya kenal atau orang dekat. Tapi tetap kita batasi. Ya khawatir saja adanya penimbunan atau barang kali di manfaatkan,” tandasnya.

“Dengan kondisi seperti ini, apa yang bisa kita buat. Kalau ngomong untung pastilah kita butuh, namun saat ini apa yang kita bisa perbuat. Ya ini membuat masker dengan konsep sosial,” bebernya.

Menurutnya, dalam pembuatan masker kain, pihaknya menghabiskan cukup lumayan. Hal itu menyusul beberapa bahan pembuatan seperti karet dan kain juga mengalami peningkatan harga.

“Kalau kain spunbond ini masih stabil harganya, hanya saja bahanya yang koson. Ditambah harga karet yang saat ini juga cukup mahal,” tandasnya. (sma/adm)

INI 8 FAKTA, Wanita di Mojokerto Nekat Buang Bayinya Hingga Ditangkap Polisi

Baca juga :