Rugi 100 juta, Nenek penjual Rawon di Benpas Mojokerto Menangis

Modal Hutang Koperasi, Bingung Nyicil

Kebakaran Sentra PKL di jalan Benteng Pancasila (Benpas) Mojokerto menyisakan berbagai persoalan bagi pedagang, karena selama ini sebagian besar pedagang hanya berharap penghasilan dari berdagang di Sentra PKL Benpas, untuk mengembangkan usahanya merakapun hutang di koperasi, kini kiosnya luder terbakar.

Siti Rahayu, nenek asal Kauman yang sudah berumur 63 tahun ini kebingungan dan hanya bisa menangis meratapi warung rawonnya yang ludes dilalap api. “Ini yang tersisa hanya 10 gelas dan lepek kopi, mau jualan lagi juga bingung pakai apa.” Ujarnya sambil menangis.

Siti Rahayu mengaku sudah 34 tahun berjualan dan menjadi mata pencaharian satu-satunya untuk menghidupi tiga anaknya. Dia tidak menyangka kalau ada kebakaran hebat yang dalam waktu sekejap menghabiskan warungnya dan kios kecil untuk dia jualan baju. “Dulu untuk membesarkan usaha ini hutang koperasi, jual makanan diwarung dan jual pakaian dikios, tapi semua dagangan sudah jadi arang, habis-bis.” Tambahnya.

Dia tidak tahu setelah ini harus berbuat apa, karena kalau dia hitung kerugian yang dialami lebih dari 100 juta. “Itu uang pinjaman dan harus menganggur, mungkin habis ini saya buka usaha kecil-kecilan dirumah.” Ujarnya.

Jeritan nenek ini juga dialami beberapa pedagang lainnya, termasuk pemilik mobil aki yang biasanya disewakan di taman Benpas, sambil terisak dia mengaku beberapa mobil mainannya habis terbakar.

Beberapa pedagang berharap, Pemkot mojokerti segera mengambil langkah cepat agar bisa menjadi solusi bagi para pedagang. “Semua pedagang akan segera direlokasi sementata ke lahan Pemkot yang ada di Kedung sari, Magersari.” Kata walikota Mas’ud Yunus saat meninjau Sentra PKL Benpas yang tinggal puing-puing.

Seperti diketahui, Jum’at malam Sentra PKL Benpas yang menjadi pusat keramaian di Kota Mojokerto ludes terbakar, 230 kios habis, hanya tersisa 6 kios saja.(fam/udi)

Baca juga :