Penyegelan SDN Kranggan 1 Kota Mojokerto terkait kasus sengketa tanah yang belum rampung mengakibatkan 248 siswa kebingungan dan tidak bisa sekolah.
Dinas Pendidikan kota Mojokerto sudah menyiapkan beberapa tempat alternatif kalau segel pintu gerbang SDN Kranggan 1 yang dilakukan ahli waris Sareh Sujono tidak disegel hingga Rabu (03/01), salah satunya STIT Raden Wijaya yang lokasinya berjarak sekitar 300 meter dari SD.
Muhammad Fatih, Kepala STIT Raden Wijaya kota Mojokerto saat di konfirmasi mengaku siap lembaganya digunakan tempat kegiatan belajar mengajar siswa SDN Kranggan 1 yang sekolahnya disegel. “Dengan senang hati kami siap menerima, bahkan kami merasa senang bisa membantu berjalannya kegiatan belajar mengajar.” Ungkapnya.
Fatih juga mengaku Selasa sore (02/01) dirinya bersama ketua yayasan dan para dosen sudah di datangi oleh kepala dinas pendidikan, kepala sekolah SDN 1 Kranggan, komite sekolah dan perwakilan wali murid untuk memintak izin memakai kelas di STIT untuk menampung 248 siswa.
“Tadi kepala dinas pendidikan, komite dan perwakilan walimurid sudah datang ke kampus STIT untuk dijadikan relokasi sementara, kurang lebih selama satu minggu sambil menunggu masalah penyegelan selesai.” Ungkapnya.
Diantara alasan dipilihnya Kampus STIT Raden Wijaya, karena lokasinya cukup dekat hanya sekitar 300 meter, kalau SDN Kranggan 1 alamatnya di jalan Pekayon 1 No 39, sedangkan STIT ini dibJalna Pekayon No 99.
Seperti diketahui, SDN Karangan 1 disegel seseorang dengan digembok pintu gerbang utama dan gerbang belakang, 248 siswa SD terpaksa diliburkan, Dinas menyiapkan tiga tempat untuk relokasi SD sementara, diantaranya menempati kampus STIT Raden Wijaya, SDN Kranggan 3 dan SDN Kranggan 5 sambil menunggu segel pintu gerbang dibuka.(fam/udi)
Baca juga :