Penyegelan SDN Kranggan 1 Kota Mojokerto sampai Rabu pagi ini (03/01) masih berlangsung, pintu gerbang utama dan belakang masih digembok oleh ahli waris Sareh Sujono, yang mengeklaim tanah itu milik nenek moyangnya.
Dari pantauan suaramojokerto.com di lokasi, tampak seorang guru dan beberapa orang standby di depan pintu gerbang untuk mengarahkan walimurid yang mengantarkan anaknya sekolah langsung menuju STIT Raden Wijaya, lokasi penampungan sementara siswa SDN Karangan 1 untuk belajar.
“Ya, semoga masalah ini segera selesai, kasihan anak-anak belajar saja harus ngungsi seperti ini.” Ungkap seorang walimurid saat mengantar anaknya, sempat berhenti sebentar di depan SDN Karangan 1.
Sementara Dinas Pendidikan kota Mojokerto meminta Pemkot dan Polresta segera menyelesaikan masalah ini. “Karena masalahnya sudah dilaporkan polisi, berarti kewenangan objek maupun materi permasalahannya ada di Polresta.” Ungkapnya.
Mengenai relokasi sementara ke STIT Raden Wijaya, selain karena lokasinya dekat dengan SDN Kranggan 1, juga walimurid keberatan kalau kegiatan belajar mengajar dilakukan sore hari.
Pihak STIT Raden Wijaya kota Mojokerto sudah menyiapkan 6 ruangan untuk dipakai kegiatan belajar siswa SDN Kranggan 1. “Dengan senang hati kami siap dan merasa senang bisa membantu berjalannya kegiatan belajar mengajar.” Ungkap M Fatih, Kepala STIT Raden Wijaya.
Seperti diketahui, SDN Karangan 1 disegel seseorang dengan digembok pintu gerbang utama dan gerbang belakang, 248 siswa SD terpaksa diliburkan, Dinas menyiapkan tiga tempat untuk relokasi SD sementara, diantaranya menempati kampus STIT Raden Wijaya, SDN Kranggan 3 dan SDN Kranggan 5 sambil menunggu segel pintu gerbang dibuka.(fam/udi)
Baca juga :