Bencana banjir dan longsor yang terjadi di beberapa daerah juga berpotensi terjadi di Mojokerto. Seperti bencana banjir dan longsor (bansor).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto menyatakan, sepanjang bulan Pebruari ini merupakan puncak musim hujan yang berpotensi terjadi bencana, dan BPBD menetapkan Mojokerto status siaga darurat bencana.
M Zaini, Kepala BPBD Kabupeten Mojokerto mengatakan, penetapan status siaga darurat bencana ini juga sesuai dengan instruksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). “Jadi statusnya masih siaga darurat bencana banjir, tanah longsor dan puting beliung,” terangnya.
Zaini juga mengatakan, penetapan status ini juga ditindak lanjuti dengan surat keputusan (SK) Bupati, sehingga ketika ada kejadian bisa segera menanggulangi dengan menggunakan dana tak terduga.
“Kita sudah membentuk tim reaksi cepat (TRC) habg siaga selama 24 jam penuh, baik di posko maupun petugas yang siap terjun ke lapangan,” ungkapnya.
Selain itu, kata Zaini, BPBD juga mendapatkan bantuan dari BNPB berupa beberapa logistik, seperti perahu fiberglass (2 unit), terpal (500 unit), selimut (900 unit), sepatu boot (50 unit), jaket pelampung (30 unit) dan sembako serta makanan siap saji. “Ini untuk antisipasi bencana,” pungkasnya.
Prakiraan BMKG, Cuaca ekstrim dan hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang di Mojokerto berpotensi terjadi hingga akhir bulan ini.
Daerah Rawan Bencana berdasarkan mitigasi BPBD Kabupaten Mojokerto
Rawan longsor : Jatirejo, Pacet, Gondang, Ngoro dan Trawas.
Rawan Banjir : Mojoanyar, Puri, Mojosari, Pungging dan Ngoro.
Rawan puting Beliung : Jetis, Kemlagi, Dawar Blandong, Gedek, Mojoanyar dan Trowulan.(sma)
Baca juga :