Meningkatnya jumlah penduduk di Kota Mojokerto berpotensi memunculkan masalah lingkungan, khususnya masalah persampahan. Dewan meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terus melakukan inovasi dan mempunyai management pengelolaan sampah yang baik.
Komisi I DPRD Kota Mojokerto baru-baru ini melakukan studi banding ke Kota Denpasar, Bali yang menjadi percontohan karena mempunyai inovasi dan berhasil mengelola sampah dalam jumlah besar.
Mochamad Harun, anggota Komisi I mengatakan, pengelolaan sampah di Denpasar banyak melibatkan masyarakat dengan sistem swakelola dan dipadukan dengan teknologi pengolahan sampah. “Bahkan Pemda juga menggelontor anggaran hingga Rp 9,3 miliar untuk pengelolaan sampah sampai ditingkat RT/RW,” ungkapnya.
Selain melibatkan masyarakat, DLH Denpasar juga melibatkan pengusaha untuk terlibat langsung dalam penanganan sampah, seperti dana CSR Hotel yang dialokasikan langsung untuk pengelolaan sampah. “Semoga program ini bisa diterapkan di Kota Mojokerto,” tambahnya.
Komisi I DPRD Kota Mojokerto juga mengevaluasi beberapa sarana untuk pengelolaan sampah di Kota Mojokerto, diantara yang paling mendesak yakni perlunya peremajaan alat transportasi pengangkut sampah.(sma)