Sejumlah siswa SMK di Mojokerto menunjukkan kreatifitasnya dengan menciptakan tenaga listrik ramah lingkungan, mereka berhasil membuat lampu penerangan jalan umum (LPJU) bertenaga angin hingga lampu belajar bertenaga Surya.
Informasi yang dihimpun suaamojokerto.com, para siswa SMK ini beberapa waktu lalu memamerkan karya mereka di sebuah acara di halaman Pemkab Mojokerto, diantaranya PJU kincir angin hasil karya SMK Raden Rahmat Mojosari, meski sederhana, namun karya mereka menjadi perhatian pengunjung.
Ada baling-baling yang terbuat dari PVC yang disangga pipa setinggi 4 meter dan baling-baling itu berputar dengan pelan tertiup angin untuk menyalakan bola lampu 27 Watt. “Ini memang cocok untuk lampu penerangan jalan,” kata Agus Slamet Wiyono, siswa SMK Raden Rahmat Mojosari, Mojokerto.
Agus lantas menjelaskan sistem kerja Lampu PJU bertenaga angin hasil karya mereka. “Kincir ini disambungkan ke generator dan menghasilkan listrik tegangan DC 12 volt yang disimpan ke baterai, lantas ditambah alat berupa converter yang merubah menjadi tegangan AC 220 volt, untuk menyalakan PJU,” bebernya.
Agus menambahkan, PJU kincir angin hanya cocok untuk daerah yang anginnya kencang, seperti daerah pegunungan seperti Trawas, Pacet, Gondang dan Jatirejo. Untuk membuat satu tiang PJU bertenaga kincir angin dibutuhkan biaya sekitar Rp 1,5 juta.
Sementara SMK Mutu Kemlagi justru menciptakan alat yang menarik, yaitu lampu belajar tenaga surya dengan memanfaatkan limbah kayu. ’’Awalnya, karena saat belajar sering listrik mati, akhirnya muncul ide ini,” kata M. Bayu Pratama.
Lampu belajar bertenaga Surya karya siswa SMK Mutu Kemlagi Mojokerto ini tidak perlu dipapar di bawah terik matahari, cukup di dalam kamar dan jendelanya dibuka. “Cukup jendelanya dibuka dan panel surya terkena sinar matahari sudah cukup,” tambahnya.
Lampu belajar tenaga surya yang dipamerkan para siswa ini dijual dengan harga Rp 200-an ribu dan mampu bertahan saat malam hari selama lima jam.(sma)
Baca juga :