Ramadhan, Patung Budha Tidur di Mojokerto Disucikan

wisata budaya dan Religy di Mojokerto

Menyongsong Hari Raya Waisak yang jatuh pada 29 Mei 2018, bersamaan dengan bulan suci ramadhan, Patung Budha tidur yang berada di Maha Vihara Mojopahit, Desa Bejijong, Trowulan, Mojokerto saat ini dibersihkan.

Dari pantauan suaramojokerto.com, patung Budha terbesar ketiga se Asia Tenggara ini, panjangnya mencapai 22 meter, lebar 6 meter dan tingginya 4,5 meter. Saat ini dibersihkan dengan cara dicuci memakai sabun dan disucikan dengan air bunga. Hingga patung Budha itu tampak bersinar.

Saryono, Upasaka Pandita Dharmapalu (UP) mengatakan, peringatan hari raya Waisak ke 2562 tahun ini masih sama dengan tahun sebelumnya dan menjadi agenda rutin, bedanya tahun ini jatuhnya pada malam hari. “Karena jatuhnya malam hari, persiapannya agak lumayan lama karena harus menyiapkan lampu, pelita dan obor,” terangnya.

Pembersihan ini, untuk persiapan ritual prada sina, yakni mengitari komplek Maha Vihara yang dilakukan umat dan para banthe dengan membawa persembahan dan kembali ke darma sala atau tempat ritual. “Nanti juga dipersiapkan mandi rupang Sidarta,” tambahnya.

Saryono juga menjelaskan, Waisak itu memperingati tiga peristiwa yakni lahir, pencerahan dan meninggal. Sedangkan puncak Waisak tahun ini jatuh pada tanggal 29 Mei 2018 tepat pukul 21:19:13 WIB, dengan tema “Harmoni dalam Kebhinekaan untuk Bangsa”.

Sementra data yang dihimpun suaramojokerto.com, Patung Budha tidur di Desa Bejijong, Trowulan, Mojokerto tersebut dibangun secara manual pada tahun 1993. Patung Budha tidur ini terbesar ketiga se-Asea Tenggara setelah Thailand dan Kamboja.

Pada tahun 1999, seluruh bagian patung dicat warna kuning keemasan karena warna ini merupakan warna terbaik untuk Budha sang pencetus ajaran agama Budha. Sedangkan Posisi tubuh patung berbaring miring menghadap ke arah selatan dan kepala bersandar di atas bantal yang disangga menggunakan lengan kanannya itu merupakan posisi saat Budha saat meninggal dunia.(fam/udi)

Baca juga :