KPU Kota Mojokerto mengevaluasi secara menyeluruh pelaksanaan Pilwali Mojokerto 2018, khusunya tingkat partisipasi masyarakat dalam Pilkada 2018.
Dari pantauan suaramojokerto.com, dalam evaluasi partisipasi masyarakat di Pilkada 2018 yang digelar di Hotel Raden Wijaya, Kamis (26/07) dinyatakan tingkat partisipasi masyarakat mengalami penurunan hampir 2 persen dibanding pilkada tahun 2013.
Data KPU Kota Mojokerto, tingkat partisipasi masyarakat dalam Pilkada tahun 2008 mencapai 74,79 persen, tahun 2013 naik 6,39 persen sedangkan tahun 2018 turun 1,85 persen menjadi 79,55 persen.
Saiful Amin Sholihin, Ketua KPU Kota Mojokerto mengatakan, hasil evaluasi yang dilakukan KPU penurunan partisipasi masyarakat hampir 2 persen ini disebabkan banyak faktor, yang paling utama adalah jumlah Paslon yang maju dalam pilkada 2018.
“Pilkada tahun ini diikuti 4 Paslon, sedangkan tahun 2013 diikuti 6 Paslon. Hal ini sangat berpengaruh pada tingkat partisipasi masyarakat. Kalo dibandingkan dengan pilkada tahun 2008 yang dengan 4 Paslon sama dengan tahun ini, partisipasi masyarakat naik hampir 5 persen,” ungkapnya.
Amin juga mengatakan, selain faktor jumlah Paslon, penurunan partisipasi masyarakat dalam Pilkada juga dipengaruhi Paslon yang ikut bertarung yang calon walikotanya semua warga luar Kota Mojokerto.
“Empat calon walilotanya semua warga luar kota dan berkiprah diluar Kota Mojokerto, sehingga masyarakat masih kurang mengenal. Selain masalah Paslon, jua masalah apatisme masyarakat terhadap pemerintah ikut menyumbang turunnya tingkat partisipasi masyarakat dalam Pilkada,” tambahnya.
Sementara dalam sosialisasi yang dihadiri semua Komisioner, Panwaslu, Partai Politik dan Ormas serta media ini sebagian besar menyatakan pilkada 2018 di Kota Mojokerto terbilang sukses, setidaknya tidak diwarnai aksi demo dan tidak ada gugatan.(sma/udi)
Baca juga :