Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2018 yang bertema “Bersama Santri Damailah Negeri” ternyata tidak hanya di lakukan kalangan santri pondok Pesantren, jajaran pemerintah dan dunia pendidikan. Namun Polres Mojokerto juga memperingati dengan menggelar upacara dengan cara yang unik.
Dari pantauan suaramojokerto.com, upacara yang digelar di halaman Mapolres Mojokerto tersebut dipimpin Kapolres Mojokerto AKBP Leonardus Simarmata dan diikuti pejabat utama, kapolsek jajaran dan seluruh anggota Polres Mojokerto.
Dalam upacara HSN 2018 ini, semua peserta upacara tidak menggunakan topi seperti biasanya, namun semua wajib menggunakan kopyah atau peci yang biasa dipakai para santri. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada para santri di Hari Santri Nasional.
AKBP Leonardus Simarmata, Kapolres Mojokerto dalam sambutannya mengatakan, sejarah sudah membuktikan bahwa Kemerdekaan Negara Indonesia tidak lepas dari peran para kiai dan para santri, yang telah berjuang membela tanah air dari penjajahan.
“Acara ini bertujuan, untuk mengenang perjuangan para santri dan bentuk sinergitas antara umara’ dengan ulama’ khusunya di Kabupaten Mojokerto,” ungkapnya.
Leo berharap, para anggota Polres Mojokerto meresapi resolusi jihad yang dicetuskan oleh pendiri Nahdlatul Ulama, Kiai Hasyim Asy’ari untuk membela tanah air. “Resolusi jihad saat ini yang harus diterapkan adalah tetap menjaga kedaulatan NKRI dari Penjajahan-penjajahan oknum maupun sistem yang merusak persatuan Bangsa,” tegasnya.
Dalam diri Polri sendiri, menjaga keamanan dan kesatuan NKRI manjadi tugas utama, juga menjaga ketahanan pangan maupun ketahanan kebinekaaan.
Kapolres menambahkan, tentang tema yang di usung tahun ini sangatlah Universal, yakni “Bersama Santri, damailah Negeri ” menjadi pemantik bahwa kedaulatan bangsa menjadi tanggung jawab bersama.(fam/udi)
Baca juga :