Pohon Keres Berbuah Sepatu, Tradisi Mauludan di Mengelo Mojokerto

Filosofi Pohon Keres yang selalu berbuah tak kenal musim

Memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulid Nabi) yang jatuh hari Selasa, (20/11) ribuan warga Desa Mengelo, Kecamatan Sooko, Mojokerto, menggelar tradisi ‘Keresan’, yakni tradisi berebut aneka hasil bumi dan berbagai hasil home industri di pohon keres.

Informasi yang dihinoun suaramojokerto.com, tradisi ini sudah berlangsung sejak bertahun-tahun lalu sebagai wujud rasa syukur warga Mengelo dan sekitarnya. Ribuan warga dari berbagai daerah juga ikut meramaikan tradisi keresan ini.

Mereka berkumpul di halaman Masjid Darussalam dan menyaksikan pesta rebutan aneka hadiah yang dipasang batang dan ranting pohon keres. Seperti pakaian pria dan wanita, topi, kaos kaki, sepatu, serta pakaian anak-anak hasil dari home industri.

Acara peringatan maulid Nabi Muhammad SAW ini dimulai sejak pagi, dengan diawali kirab warga keliling desa, dilanjutkan dengan pengajian akbar hingga ditutup dengan tradisi keresan.

Taufik, Sekretaris panitia mengatakan, tradisi Keresan ini merupkan turun temurun dari para leluhur Desa Mengelo sejak puluhan tahun silam, sebagai budaya sedekah agar rizki semakin berlimpah.

Kata Taufik, filosofi menggunakan pohon Keres karena pohon ini memiliki ranting dan daun yang banyak serta buah yang banyak pula dan tidak mengenal musim.

“Ini bagian dari tradisi sedekah agar rizki kita menjadi berkah. Seperti pohon keres yang selalu berbuah terus menerus tanpa kenal musim. Itu filosofinya,” pungkas Taufik.(fam/udi)

Baca juga :