Sejumlah petani cabai di Mojokerto mengeluhkan tanaman cabai mereka yang tiba-tiba layu. Hal ini disebabkan hujan yang belum merata di wilayah Mojokerto dan membuat para petani cabai di utara sungai Brantas terancam gagal panen.
Informasi yang dihimpun suaramojokertko.com, dalam beberapa hari terakhir ini banyak tanaman cabai di kawasan Dawarblandong mendadak mengering. Bahkan tanaman yang diharapkan bisa menghasilkan rupiah ini banyak yang mati akibat kekurangan pasokan air.
Ahmad Busroh (43), salah seorang petani cabai mengatakan, sejumlah petani yang menanam cabai lebih awal, tanamannya banyak yang tiba-tiba layu dan mengering. “Cabai yang baru ditanam dua hari ini banyak yang layu, mungkin karena kurang air,’’ ungkapnya.
Busroh juga mengatakan, saat ini para petani khawatir kalau hujan tidak segeraturun secara merata, tanaman andalan para petani di Dawarblandong ini akan mati dan gagal panen. “Sejak seminggu lalu, sudah banyak petani yang menanam jagung dan cabai, tapi sekarang tanaman mereka banyak yang mati,” tambahnya.
Kondisi kekurangan pasokan air ini kerap dialami para petani di kawasan Dawarblandong, karena tidak adanya saluran irigasi dan ketergantungan dengan air hujan. Para petani berharap, Pemerintah Kabupaten Mojokerto memperhatikan kondisi wilayah di utara sungai ini agar produktifitas mereka bias meningkat.(sma/udi)
Baca juga :