Kasus DBD di Mojokerto Meningkat Hingga 356 Penderita

Dinkes Tetap Pertahankan Fogging

Jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Mojokerto tahun ini meningkat. Sejak bulan Januari hingga pertengahan Desember 2018, kasus DBD mencapai 356 penderita.

Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mojokerto dr Langit Kresna Janitra mengatakan, meningkatnya penyakit DBD sering terjadi pada musim hujan seperti sekarang ini. Masyarakat diimbau agar terus melakukan pemberantasan saranh nyamuk (PSN) dengan 3M plus.

Kata Langit, banyaknya genangan air yang timbul akibat air hujan menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti yang menyebarkan DBD. “Ya karena banyak genangan air jadi perkembangbiakan nyamuk ini sangat cepat, jadi harus selalu dibersihkan,” ungkapnya.

Langit juga mengatakan, selain berkembangbiak di tempat penampungan air, jentik nyamuk ini juga bisa berkembang di saluran drainase atau got yang mampet. ”Biasanya air di bak mandi sudah bersih, tapi banyak genangan air di got dan lain sebagainya,” terangnya.

Selain mengefektifkan PSN, dinkes juga masih tetap melakukan fogging untuk menanggulangi jika terjadi kasus DBD. Seperti yang terlihat di Desa Pulorejo, Kecamatan Dawarblandong, kemarin. ”Fogging hanya bisa memberantas nyamuk dewasa, tapi yang efektif memutus mata rantai DBD ya harus dengan PSN,” pungkasnya.

Sementara data jumlah kasus DBD tahun ini mencapai 356 kasus lebih tinggi dibanding tahun lalu sebanyak 320 kasus. Dari jumlah ini, yang paling banyak tersebar di wilayah kecamatan Puri dengan 68 kasus disusul Kecamatan Sooko dengan 43 kasus DBD. (sma/udi)

INI 8 FAKTA, Wanita di Mojokerto Nekat Buang Bayinya Hingga Ditangkap Polisi

Baca juga :