Musim penghujan saat ini membuat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di sejumlah daerah termasuk Mojokerto meningkat. Selain dilakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), juga terkadang langsung dilakukan pengasapan alias fogging.
Siti Nadia Tarmizi – Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik – Kemenkes RI mengatakan, tindakan fogging ini cukup efektif membunuh nyamuk dewasa, Tapi, fogging bukan satu-satunya cara menekan kasus DBD. Tim dari puskesmas bakal melakukan pemeriksaan epidemiologi, ketika ada satu kasus DBD.
“Jadi, sebenarnya bukan cuma fogging tapi juga menaruh abate, menyebar larvasida dan mencari tempat kemungkinan perindukan nyamuk. Tujuannya untuk membunuh larva atau jentik nyamuk atau istilahnya anak nyamuk,” ungkapnya.
Nadia juga mengatakan, penting sekali untuk memberantas larva atau jentik nyamuk dengan cara PSN. Karena bisa saja, jentik itu bervirus dengue. Menurut penelitian tim Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes, nyamuk bisa mengandung virus dengue tanpa menggigit orang yang sakit DBD terlebih dahulu.
“Kalau dulu kita tahu si nyamuk ini membawa virus dengue dari orang yang sakit demam berdarah, sekarang nyamuk bervirus dengue tadi bisa mentrasmisikan virus ke anaknya lewat peneluran, jentik dan larva,” kata Nadia.
Tidak hanya di luar, fogging lebih baik juga dilakukan dalam rumah. Tapi banyak masyarakat yang enggan, karena membuat rumah bau insektisida.
“Jika fogging tidak dilakukan sampai dalam rumah, pastikan anda membersihkan sarang nyamuk di dalam rumah menggunakan cairan insektisida di pasaran, pastikan tidak ada baju yang digantung-gantung karena nyamuk suka sekali beristirahat di situ,” saran Nadia.
Peran aktif masyarakat dalam memberantas sarang nyamuk memang harus dimulai masing-masing rumah. “Harus mulai dari kita sendiri kan penularannya kan di rumah. Jadi, rumah harus dibersihkan, tidak ada jentik nyamuk di rumah kita,” katanya. (int/ats)
Baca juga :