Pasca robohnya atap ruangan kelas VII MTs Bahrul Ulum yang berada di Dusun Warugunung Lor, Desa Kupang Kecamatan Jetis, Mojokerto Jum’at (8/2/2019). Proses belajar mengajar siswa terpaksa pindah di teras.
Sejumlah siswa dan siswi merasa trauma pasca robohnya atap ruang kelas VII yang mengakibatkan sebanyak sembilan siswa dan satu guru pengajar tertumpah reruntuhan bangunan.
Informasi yang dihimpun suaramonokerto.com, saat ini sejumlah siswa kelas VII terlihat sedang melaksanakan proses belajar mengajar di teras depan ruagan kelas MI, Sedangkan kelas VIII melangsungkan proses belajar di ruagan kelas MI dan kelas XII, serta sebagian belajar di Musolla.
A H Shofwan, Kepala Sekolah MTs Bahrul Ulum mengatakan, pihaknya ingin proses belajar mengajar berjalan lancar dan tidak terganggu dengan robohnya ruang kelas beberapa waktu lalu.
“Alhamdulillah, hari ini kegiatan belajar mengajar sudah mulai kembali efektif, semua siswa dan siswi MTs Bahrul Ulum baru kita masukkan di tempat seadanya,” ungkapnya.
Shofwan juga mengatakan, untuk sementara para siswa siswi di pindah kelokasi yang lebih aman, seperti Musollah, teras depan kelas hingga ruangan kelas MI yang yang berlokasi di depan kelas MTs yang roboh.
“Para siswa khususnya kelas VII dan VIII masih merasa trauma dengan kejadian robohnya atap ruangan tersebut. Jadi KBM ini kita pilihkan tempat yang aman sekaligus menghilangkan rasa trauma para siswa,” tambahnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, ruangan kelas MTs Bahrul Ulum yang ada di Dusun Warugunung Lor, Desa Kupang, Kecamatan Jetis, Mojokerto tiba-tiba roboh saat jam pelajaran. Sembilan siswa terluka termasuk satu guru Bahasa Arab, hingga dibawa ke Puskesmas dan dua haris dirujuk ke rumah sakit.(fam/udi)
Baca juga :