Pentolan jamaah Thoriqoh Akmaliyah As- Sholihiyah Mojokerto, Muhammad Zainuddin alias Gus Udin dikabarkan rela menjual rumah sang istri dengan harga Rp 35 juta dan memboyong 4 anaknya ke Malang.
Hal ini di ungkapkan ayah angkat Zainudin, Nur Hayat saat didatangi di rumahnya di Desa Kelinterejo, Kecamatan Sooko, Mojokerto. Menurutnya, Zainudin pergi dari rumah sejak Rabu (27/02) lalu, Ia berpamitan akan menimba ilmu dengan mengajak seluruh keluarganya, termasuk 4 anaknya yang rata-rata masih berusia 2 sampai 8 tahun.
Nur Hayat mengatakan, awalnya dia tidak tau kalau rumah yang berada tepat di belakang rumah miliknya itu di jual. “Saya tidak tau kalau rumah ini di jual, tau-tau dari kaluarga kalau rumah ini telah di jual dengan harga Rp 35 juta, katanya buat bekal selama tinggal di Malang,” terangnya.
Kata Hayat, rumah berukuran 5×12 meter persegi ini sudah dijual istri Udin, Hanik Masruroh ke saudaranya yang bernama Khamim (50). “Setelah menjual rumah, Udin berangkat ke Malang bersama putri dan cucu saya tanggal 27 Februari 2019. Pamitannya tinggal di pondok pimpinan Romli itu,” tambahnya.
Sementara keberadaan Muhammad Zainudin (42) warga Desa Klinter Rejo, Sooko yang dinyatakan sebagai pimpinan Jamaah Thoriqoh Akmaliyah As- Sholihiyah atau MUSA AS di Kabupaten Mojokerto memang belum ada penjelasan secara resmi. Namun, di musala pribadi miliknya, ajaran tersebut ditularkan ke pengikut lain.
Santi Umami, Adik kandung Zainudin mengaku tidak tahu jika kakaknya merupakan pimpinan jamaah MUSA AS di Kabupaten Mojokerto, tapi diakuinya kalau adiknya selama ini sering mengajak orang untuk mengaji di Musholla pribadinya.
Kata Umami, ada 5 sampai 7 orang termasuk istrinya, Hanik Masruroh (40) yang ikut mengaji di musala tersebut seminggu dua kali. “Yang saya tahu, setiap hari Selasa dan Rabu, kalau Selasa Istighasah dan hari Rabu itu ngaji kitab. Mulai habis isya sampai jam 9 malam, tapi saya tidak tau kitab apa yang dipelajari,” katanya.
Sementara penampakan Musholla pribadi milik Udin yang dibangun tiga tahun lalu tampak sebuah musala panggung berukuran 8×8 meter yang lokasinya berada tepat di belakang rumah milik Umami, yakni di Desa Gemekan, Kecamatan Sooko, Mojokerto.
Dari depan, musholla itu tampak kumuh dengan beberapa kayu yang masih berserakan karena pembangunan yang belum selesai. Sesangkan di dalam musala terdapat tempat imam selebar 1 meter, tinggi 1/2 meter berwarna hitam, terdapat sebuah timba berwarna merah juga ada gayung serta termos dan beberapa botol minya wangi.(sma/udi)
Baca juga :