Meninggalnya Siswi kelas V SD di Kota Mojokerto karena menderita Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi atensi Ning Ita, Walikota Mojokerto. Karena selama ini pemkot sudah turun langsung dan memiliki program andalan untuk kebersihan lingkungan, khusunya mengantisipasi DBD.
Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari menilai terjadinya pasien DBD yang meninggal dunia harus menjadi pelajaran untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan.
Menurut Ning Ita, maraknya kasus DBD selama musim penghujan tidak hanya terjadi di Kota Mojokerto, tapi di seluruh wilayah Indonesia. Namun pemkot memiliki banyak program antisipasi untuk menekan DBD, diantaranya melalui program kali bersih (Prokasih) dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang melibatkan lebih dari 1.600 kader.
“Kita sudah merusaha menekan, tapi kembali lagi kepada masyarakat. Ada yang mau diajak, kadang untuk menjaga lingkungan sendiri saja kurang peduli,” katanya usai membuka Mojotirto Festival 2019 di Jembatan Rejoto, Kota Mojokerto, Jumat (22/03/2019).
Walikota berharap, meninggalnya Aini Aliah Safira (11), warga Kedungkwali 3 Utara, Kelurahan Miji, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto akibat DBD, Minggu (17/3) menjadi pelajaaran dan mengingatkan masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan dan menjaga kesehatan. “Kalau ada gejala sakit ya langsung ke Puskesmas agar cepat ditangani, jangan sampai terlambat,” ujarnya.
Sementara meninggalnya Aini Aliah Safira ini membuat orang tuanya merasa kecewa dengan pelayanan di Puskesmas Blooto yang dinilai kurang bagus. Karena ketika demam, sudah tiga kali bolak-balik dibawa ke puskesmas Blooto, namun baru kedatangannya yang ke tiga, Sabtu (16/3), petugas medis melakukan tes darah dan hasilnya, Aini positif DBD sehingga dirawat inap di puskesmas tersebut.
Setelah kondisinya kian memburuk dan keluar bintik-bintik merah pada kulitnya. Aini lantas dirujuk ke RSUD Dr Wahidin Sudiro Husodo, Kota Mojokerto, lalu pada Minggu (17/3) pagi. Saat itu korban sudah mengalami sesak nafas.
Hasil tes darah di rumah sakit menunjukkan trombosit korban hanya 17 ribu, HB 18,3 dan sore harinya korban mengalami muntah darah daneninggap dunia.(sma/udi)
Baca juga :