Kreatif, Pria Asal Mojokerto Sulap Akar Bambu Jadi Barang Berhaga Jutaan Rupiah

Akar bambu atau orang jawa menamakan Dongkel, biasanya dipakai kayu bakar atau biasanya dibiarkan begitu saja. Namun berkat kreatifitasnya, Darminto seorang warga Desa Jatikulon, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto berhasil membuat kerajinan dari akar bambu jadi nilai jutaan rupiah.

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, di teras rumahnya nampak beberapa akar-akar bambu yang dibentuk menyerupai sosok wajah dengan berbagai ekspresi, serta berbentuk ular naga.

Sejak berkecimpung dunia seni ukir mulai 2009 lalu, karyanya dipasarkan hampir seluruh daerah di Jawa Timur. Bahkan merambah sampai Ibu Kota dan Riau. Bahkan kini, Darminto juga mencoba peruntungan dengan memasarkan melalui Media Sosial (Medsos).

Mulai ukuran terkecil, hasil karya Darminto dibanderol mulai harga puluhan ribu hingga jutaan rupiah atau tergantung tingkat kesulitan proses produksinya. Dia berharap, karya ukirnya bisa menjadi pelengkap identitas karya seni rupa yang ada di Kabupaten Mojokerto.

Darminto mengaku  mendapat bahan baku tersebut dari hasil mencari ke kebun-kebun di sekitarnya, dan sebagian didapatkan dari sisa kayu yang terbuang.

Darminto hanya memilih yang memiliki bentuk unik, baik dari sisi lekukan, batang, maupun dari serabut-serabut akarnya. ”Saya ambil bagian-bagiannya saja yang unik dan bentuknya jarang dijumpai,” terang Darminto.

Menurutnya, jenis akar bambu yang memiliki keunikan saja, sekaligus membentuknya dengan cara di ukir menjadi nilai jual tinggi, ” Seperti dua batang dalam satu ruas, memiliki serabut akar di tengah batang, serta bentuk-bentuk yang langka lainnya, itu yang menjadi nilai tawar, selain keahlian .” paparnya.

Darminto juga mengukir kayu-kayu itu menyesuaikan dengan bahan yang didapatkannya. ”Dari setiap keunikan itu nanti akan muncul karakternya sendiri-sendiri,” katanya.

Darminto juga tidak merubah bentuk asli dari bambu. Namun hanya memadukan tiap lekukan kayu dengan goresan ukirannya. Sebab, bentuk asli bambu sudah memiliki filosofi dan cita rasa seni tersendiri.

” Bambu memiliki kharisma dan unsur aura tersendiri. Karena menghargai karya Tuhan, saya tetap pertahankan keasliannya dan tinggal menyesuaikan saja mana yang bagus,” terang Darminto yang juga pemilik galeri Cahya Art Bamboo Mojopahit.

Dengan menggunakan peralatan pisau, pahat, dan amplas, Darminto mampu meembentuk karya ukir tiga dimensi. Paling sering, dia menggambarkan karakter binatang dan manusia. Bahkan, ada juga yang dibentuk sebagai miniatur kapal pinisi.

Pria kelahiran 2 Januari 1973 tersebut juga merambah kayu limbah mebel lainnya. Kerajinan ukiran itu banyak diminati untuk dijadikan sebagai pemanis interior rumah hingga cafe.

” Biar orang tidak mengenal Mojokerto dengan karya dari batu, kuningan, atau perak saja. Tetapi juga ada yang berasal dari media bambu,” tandasnya. (adm/ats)

Baca juga :