Para pemuda di Dusun Greol, Desa Sidorejo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto mulai menikmati panen lele hasil budidaya bunaan yayasan Allianz Peduli. Program pemberdayaan pemuda ini merupakan kegiatan CSR PT Asuransi Allianz Life Indonesia (AALI) bersama EDU Foundation, sejak 28 Desember 2018 lalu.
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, panen perdana budidaya lele organik binaan PT AALI tersebut berlangsung Sabtu (13/4/2019) dan dihadiri Head of Market Management PT AALI Karin Zulkarnain, Head of Corporate Events & CSR PT AALI Arini Bachtiar, Zaky Zakaria dari EDU Foundation, serta KH Sufaat, Pengasuh Pondok Pesantren Pesantren Baiturokhim.
KH Sufaat terlibat dalam panen perdana ini karena lahan yang digunakan untuk budi daya lele ini merupakan aset milik pondok.
Panen lele berlangsung lancar dan para pemuda terlihat bersemangat dalam melakukan panen perdana. “Hasilnya cukup bagus, dari satu kolam lele yang kami panen, menghasilkan 350 kilogram. Itu langsung dibeli pengepul,” ujar KH Sufaat.
Sufaat juga mengaku sangat berterima kasih atas dukungan PT AALI. Sebab, sejak enam tahun dirinya budi daya lele, pihaknya sering kesulitan modal awal untuk pembelian benih dan sebagainya.
“Saya sudah kirim proposal beberapa kali ke pemerintah daerah, mohon bantuan modal dan pelatihan. Tapi tak ada tanggapan. Nah, pada saat saya sedang kesulitan ini, kebetulan datang bantuan dari Allianz,” terangnya.
Hasil panen perdana, dinilai cukup menjanjikan, dalam arti ke depan bisa ditingkatkan lagi. “Kalau dihitung, minimal ini sudah balik modal. Padahal masih ada panen lagi di kolam yang lain,” kata KH Sufaat.
Karina Zulkarnain, Head of Market PT AALI mengatakan, pihaknya khusus datang dari Jakarta untuk ikut melihat panen perdana lele ini. Karena budi daya lele ini merupakan program yang didukung PT AALI sejak 4 bulan lalu.
“Empat bulan lalu kami ikut menebar benih lele di sini. Dan setelah selama empat bulan terlibat dalam pelatihan dan dukungan lain untuk para pemuda dalam budi daya lele, hari ini panen perdana,” katanya.
Menurut Karin, budidaya lele untuk para pemuda di Dusun Greol, Desa Sidorejo itu salah satu program ‘social inclusion’ dari PT AALI.
“Kita mendapatkan dana dari Allianz Group yang pusatnya di Jerman sebesar 20.000 Euro atau sekitar Rp 320 juta. Itulah yang kami gunakan mendukung aktivitas program budidaya lele di Greol ini,” terang Karina.
Programnya terdiri dari kegiatan pelatihan, seperti budidaya lele organik, aquaculture untuk mengelola, memelihara, memanen hingga memasarkan hasil lele.
Selain dapat mengembangkan diri, tujuannya agar memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar, sesuai dengan salah satu pilar tanggungjawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR). Yakni pilar ekonomi.
Dengan memakan waktu setahun penuh, para pemuda dilatih menjadi pengusaha lele sekaligus menjadi ‘social enterpreneur’. “Saat ini membina 20 pemuda. Targetnya, dalam satu tahun ini tumbuh minimal 25 pemuda,” imbuhnya.
Setelah satu tahun, PT AALI menargetkan para pemuda ini sudah memiliki keahlian budi daya lele serta mengelola pendapatan secara maksimal.
“Ilmunya juga ditularkan kepada para pemuda lain di desa ini, uangnya juga harus bergulir. Tidak boleh habis, bahkan harus berkembang. Sehingga kami bisa membantu ke komunitas lainnya,” jelas Karina. (sma/adm)
Baca juga :