Pengrajin Hijab Asal Mojokerto Raup Omset Hingga Puluhan Juta di Bulan Ramadhan

Resisti Ningrum (31) seorang produsen jilbab atau hijab asal Kedungpring Gang Baru, Desa Jampirogo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, dalam bulan Ramadhan ini ternyata kebanjir order. Bahkan, omsetnya melonjak hingga 2 kali lipat.

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, Resisti nampak sibuk mengawasi 4 karyawatinya yang sedang mengerjakan pesanan dan menata jilbab hasil produksinya.

Dia mengaku, pesanan kerudung meningkat, bahkan sebulan sebelum Ramadhan. Para pemesanan rata-rata dari Surabaya, Sidoarjo, Lumajang, Banyuwangi, Malang dan Nganjuk. Bahkan, jilbab hasil dari produksinya sudah tembus ke luar jawa, seperti Balikpapan dan Jambi. ” Melalui media sosial, Alhamdulillah saat ini produksi jilbab saya sudah sampai ke luar Jawa, ” ujarnya.

Kata Resisti, produksi jilbab yang sudah berjalan 5 tahun, kini pihaknya sudah memiliki 4 karyawan. Di bulan Ramadhan ini harus bekerja keras untuk memenuhi pesanan, karena dalam sehari rata-rata harus mengirim 100 potong jilbab ke para pemesan. Agar pesanan tepat waktu, pihaknya menarget setiap karyawan untuk menuntaskan 20 potong jilbab per hari.

“Alhamdulillah omzet saya juga meningkat dari Rp 500-1 juta per hari, menjadi Rp 1-2 juta per hari,” terangnya.

Omzet penjualan jilbab yang melonjak, otomatis mendongkrak laba yang diperoleh. Rata-rata sehari mendapatkan keuntungan 25% dari omzetnya, atau sekitar Rp 250-500 ribu.

Resisti juga mengungkapkan, saat ini sudah memproduksi ratusan model jilbab dengan berbagai jenis kain,” Contoh seperti saat ini, pada momen sebelum Idul Fitri, saya hanya membuat 6 model yang paling dinimati para pemesan. Yaitu Khimar Qiara, Willoona Couple mom and kids, Instan Priti, Khimar Salwa, Instan Tiara, Instan Khanza,” tandasnya.

Bahkan jilbab yang dia jual terbilang cukup terjangkau. ” Harga jilbab kami antara Rp 70 ribu sampai Rp 125 ribu, tergantung jenis bahan dan modelnya,” terangnya. (adm/ats)

Baca juga :