Orang tua nampaknya harus lebih meningkatkan pengawasan terhadap anaknya. Karena, angka pencabulan di wilayah hukum polres Mojokerto, khusunya pelajar semakin hari semakin marak.
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, dalam dua pekan terakhir di bulan Juli ini, di Mojokerto sudah ada dua kasus pencabulan dan persetubuhan anak di bawah umur.
Salah satunya menimpa pelajar SD berinisial VH berusia12 tahun asal Kecamatan Puri yang dibawa kabur oleh pemuda berinisial DM berusia 16 tahun asal Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto.
Kasatreskrim Polres Mojokerto, AKP M. Solikhin Fery mengungkapkan, kasus pencabulan dan persetubuhan terhadap anak di bawah umur memang meningkat cukup signifikan.
“Data unit PPA satreskrim, dalam dua pekan bulan Juli ini, sudah ada dua kasus yang ditangani. Ada peningkatan signifikan,’’ ungkapnya.
Fery juga mengatakan, secara total sejak januari hingga pertengahan bulan juli 2019 ada sembilan kasus pencabulan anak di bawah umur. Angka ini tergolong cukup tinggi.
Fery berharap para orang tua lebih meningkatkan kewaspadaan, sekaligus pengawasan terhadap anaknya. Baik secara persuasif atau pendekatan lainnya. Termasuk dalam mengawasi anak dalam pergaulan dan penggunaan gadget.
Sementara dari hasil penyelidikan sejumlah kasus yang ditangani, sebagian besar antara korban dan pelaku ada kedekatan emosional. Mulai teman bergaul, teman sekolah, dan kekasih.
Feri juga mengatakan, Tingginya kasus pencabulan ini sebagian besar dipengaruhi pergaulan bebas dan kemajuan teknologi.
“Banyak faktor yang mempengaruhi, mulai dari lingkungan, situasi, bahkan karena kelainan seksual. Karena pelakunya juga relatif berbeda. Mulai dari remaja sampai kakek-kakek,’’ pungkasnya.(sma/udi)
Baca juga :