Ngintip Kampung di Tengah Kuburan di Mojokerto, Serem Gak Ya ?

Di Kota Mojokerto ada sebuah perkampungan yang berdiri di tengah areal pemakaman, yakni Lingkungan Balongrawe Baru, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, perkampungan ini berdiri di areal pemakaman Cina. Bahkan, ada beberapa rumah yang lokasinya berhimpit dengan kuburan. Seperti rumah yang ditempati Dahlia (44) warga RT 01/RW 05, Lingkungan Balongrawe Baru, Kelurahan Kedundung. Rumah berukuran 5 X 19 meter persegi itu berada persis disamping nisan makam, dan hanya berjarak sekitar 50 cm dari teras rumah.

Dahlia mengaku, pihaknya sudah tinggal selama puluhan tahun didekat makam china. “Saya sudah 28 tahun tinggal di sini. Dulu di sini, sangat sepi, masih banyak rawa-rawa. Rumah penduduk belum banyak seperti sekarang ini,” katanya.

Dia menceritakan, sekitar tahun 1991 lalu, pihaknya bersama sang suami serta 2 orang anaknya pindah dan tinggal di Lingkungan Balongrawe Baru, Kelurahan Kedundung. Saat itu lokasinya masih dipenuhi dengan makam Cina. Bahkan, hanya beberapa penduduk yang menempati lokasi tersebut.

“Waktu itu ada orang di sini, anaknya sakit tangannya patah. Dia bermaksud menjual rumahnya Rp1,5 juta. Awalnya saya bermaksud untuk meminjami, tapi dia menolak. Akhirnya rumahnya saya beli,” terangnya.

Menurutnya, tinggal di areal pemakaman Cina banyak pengalaman unik, sekaligus menyeramkan. Dulu, tak jarang keluarga Dahlia sering diganggu makhluk halus.

“Pernah ada kejadian aneh. Anak saya pas tidur mimpi ditemui orang tidak ada kepalanya. Terus saya pernah ditemui orang yang berpakaian adat Madura di atas makam ini. Ada juga penampakan orang tanpa kepala di kamar saya,” ujarnya.

Sejumlah warga juga mengaku pernah mengalami kesurupan. Biasanya itu terjadi di malam-malam tertentu. Namun, selama ini menurut Dahlia, baik dirinya maupun warga penghuni kampung di tengah makam ini tak pernah merasa takut.

“Dulu sering terjadi kesurupan. Kalau malam Senin dan Kamis itu suasananya tidak enak. Saya mesti merinding. Tapi warga disini tidak takut, biasa saja. Kami berpikiran, kalau nantinya juga mati,” katanya sambil tersenyum.

Sementara itu, Didik Arianto, Ketua RW 05 mengatakan, saat ini kondisi Lingkungan Balongrawe Baru, sudah jauh berubah jika dibandingkan dengan puluhan tahun lalu. Sekarang sudah lebih dari 1000 rumah penduduk dilokasi ini.

“Sekarang sudah padat, tidak seram lagi seperti dulu. Dulu, orang masuk ke sini saja sudah takut. Tapi sekarang kampungnya juga bersih. Kami warga di sini terus berupaya untuk membangun kampung ini agar menjadi percontohan lingkungan lain di Kota Mojokerto,” ujarnya.

Didik juga mengakui, dulu di Lingkungan Balongrawe Baru, Kelurahan Kedundung memang merupakan areal pemakaman Cina yang dikelola Yayasan Podo Langgeng. Menurut informasi, yayasan ini berdiri sejak zaman Belanda dan mengelola lahan seluas kurang lebih 10 hektare.

“Tapi sekitar tahun 2000 an, izin hak pakai sebagian lahan tidak diperpanjang. Sehingga area tersebut tak lagi digunakan untuk memakamkan jenazah. Kemudian, sejak saat itu banyak makam yang dipindahkan. Sehingga lokasi ini kemudian ditempati warga,” pungkasnya. (sma/adm)

Baca juga :