Kebakaran di Mojokerto Cukup Marak, BPBD Minta Semua Pihak Pasang APAR

Kebakaran Gudang di Ngoro Mojokerto beberapa waktu lalu

Akhir-akhir ini atau di musim kemarau ini, kasus kebakaran di Mojokerto terbilang cukup meningkat. Sehingga untuk antisipasi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus mendorong instansi pemerintahan, swasta, dan masyarakat agar memasang alat pemadam kebakaran (Apar).

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, selain memasang Apar, juga diminta membentuk unit khusus dengan tugas mengantisipasi kebakaran. Hal ini bertujuan menekan kasus kebakaran.

M. Zaini, Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto mengatakan, peran aktif semua instansi diperlukan dalam menekan kasus kebakaran. ’’Ini tanggung jawab bersama. Ada kaitannya dengan bencana dan kemanusian,’’ katanya.

Menurutnya, kasus kebakaran di Kabupaten Mojokerto memang masih tinggi. Saat ini, tercatat hampir 20 kasus, mulai kebakaran dilingkungan permukiman, maupun kebakaran lahan.

Didalamnya termasuk yang menghanguskan 5 hektare tebu di Desa Beratwetan, Kecamatan Gedag, Jumat (12/7) lalu. Serta kebakaran yang menghanguskan kandang ayam beserta isinya.

Selain menyebabkan kerugian hingga ratusan juta, banyaknya kebakaran di awal-awal musim kemarau terus menjadi atensi.

Masyarakat dan instansi juga dituntut tidak main-main dalam penggunaan energi listrik. Dari evaluasi kebakaran, korsleting listrik menjadi faktor yang menonjol. Terutama di lingkungan padat penduduk, perkantoran, hingga industri. Kata Zaini, faktor gesekan arus pendek ini cukup berpotensi memunculkan percikan api yang berujung kebakaran.

Untuk itu pengecekan instalasi listrik secara berkala menjadi hal yang wajib dilakukan sebagai antisipasi. Pengecekan instalasi listrik yang terpasang sudah di atas 10 tahun. ’’Jangan menyambung atau memasang stop kontak tambahan tidak sesuai prosedur,’’ tuturnya.

Dia juga menghimbau, agar masyarakat selalu mengecek regulator tabung gas secara berkala sekaligus pemakaian yang kualitas SNI. Sebab dari belasan peristiwa kebakaran rumah, kebocoran gas juga menjadi salah pemicu selain korsleting listrik. Seperti di Perum Japan Asri, Desa Japan, Kecamatan Sooko, awal Juli lalu.

Akibat kebocoran gas elpiji, rumah Milik Trisno Nur Palupi porak-poranda. Ledakan tabung gas itu juga mengakibatkan putri Trisno, Salsabila mengalami luka bakar tangan kanan dan pergelangan kaki. Mahasiswi ini sempat dilarikan ke IGD RS Islam Sakinah untuk mendapatkan perawatan.

’’Sedangkan pencegahan dini di kantor, pabrik, dan rumah, diharapkan agar memasang tabung Apar,’’ terangnya.

Hal itu sekaligus sebagai gerakan sadar dan tanggap darurat kebakaran. ’’Kalau perusahan besar, kantor pemerintah, fasilitas umum juga harus ada jalur evakuasi. Itu juga cukup penting,’’ tegasnya.

Selain itu juga menyiagakan unit khusus dalam mengantisipasi terjadinya kebakaran. ’’Kalau setingkat desa baiknya membentuk relawan peduli,’’ paparnya. (adm/ats)

Baca juga :