Dalam haul Syekh Jumadil Kubro, ratusan warga berebut gunungan hasil bumi di halaman makam Troloyo di Desa Sentonotejo, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Sabtu (14/9/2019). Ratusan warga berebut gunungan hasil bumi dalam Kirab Kubro Syekh Jumadil Kubro, di halaman Makam Troloyo yang berada di Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (14/09/19).
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, ada beragam gunungan berukuran besar, mulai dari gunungan berisi hasil bumi seperti sayur, buah, serta palawija. Ada juga yang berisi jajan-jajan pasar. Termasuk gunungan berisi nasi kuning yang ditata berbentuk kerucut lengkap dengan lauk.
Di sudut Pendapa Agung Trowulan, para peserta kirab tengah ditata dan dipersiapkan, karena dimukai sekitar pukul 13.30 WIB. Barisan peserta diawali dengan musik pengiring drum band. Kemudian barisan dari cucuk lampah Sri Wulung Jeliteng dan seorang pembawa tulisan berisi silsilah Syekh Jumadil Kubro. Dikawal pembawa payung kerajaan, pemegang bendera merah putih, dan pembawa sebilah tombak.
Disusul langkah 11 gadis yang berpakaian Majapahitan. Empat gadis membawa bunga dan tujuh gadis lainnya membawa kendi berisikan air. Selanjutnya 9 pemuda berkostum putih simbol dari Wali Songo. Barisan berikutnya pembawa 4 gunungan besar. Gunungan pertama berupa nasi kuning. Yang kedua umbi-umbian, sayur dan buah-buahan. Yang ketiga berisi jajanan tradisional basah. Serta yang terakhir jajan tradisional kering. Setelah prosesi pemotongan selesai, tumpeng itu diserbu warga dan berdesak-desakan memusat ke empat gunungan.
Ahmad Fatoni, warga Desa/Kecamatan Jatirejo mengatakan, isi gunungan itu dipercaya membawa berkah. Dia juga selalu mengikuti acara kirab seperti ini saat peringatan Haul Syekh Jumadil Kubro. “Ini tadi saya dapat nasi, ada lauk juga, jagung, timun, padi. Nasi ini ya dimakan, ini berkah. Setiap ada acara seperti ini saya selalu ikut. Seperti dapat jagung ini, nanti akan dicampur sama bibit jagung, kemudian ditanam,” tambahnya.
Acara kirab kubro ini juga dinilai pembagian rejeki paling barokah. “Harapannya ya semoga saya dan keluarga diberi kesehatan, terus semua orang-orang disini juga diberi kesehatan,” katanya.
Sementara itu, Pungkasiadi, Wabup Mojokerto mengatakan, kegiatan ini digelar setiap tahun. Kirab dan haul bertujuan untuk mengingat semangat perjuangan Syekh Jumadil Kubro yang merupakan kakek dari sunan Ampel. ’’Ini paling tidak adalah semangatnya. Semangat penyebaran Islam. Karena Syekh Jumadil Kubro ini adalah kakeknya Sunan Ampel. Berarti peradaban Islam ataupun penyebaran agama Islam itu lebih dulu di Mojokerto yakni di Bumi Majapahit,’’ ujarnya.
Wabup juga berharap, semangat masyarakat bisa ditambah lagi dan mampu memberikan manfaat serta bisa dimanfaatkan masyarakat. Termasuk juga diharapkan mampu mengenalkan budaya Mojokerto di kancah nasional. (sma/ADV)
Baca juga :