Musim Kemarau, 61 Waduk di Mojokerto Terancam Kekeringan

foto : salah satu waduk di Lecamatan Dawarblandong, Mojokerto yang mengering tahun 2018 lalu

Akibat musim kemarau yang diprediksi hingga Oktober 2019 nanti, puluhan waduk di wilayah Kabupaten Mojokerto terancam mengering.

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, sebanyak 61 waduk tersebar di sejumlah Kecamatan di kabupaten Mojokerto mulai mengering. Akibatnya hektaran sawah hingga kebutuhan air bersih bagi masyarakat juga terancam akan kesulitan.

Dian Sugeng, Kabid Rehabilitasi Rekonstruksi BPBD Kabupaten Mojokerto mengatakan, seluruh waduk itu diperkirakan akan mengering pada bulan depan. “Jumlah waduk yang ada di Kabupaten Mojokerto ada 61. Pada titik menuju puncak kemarau diperkirakan Oktober nanti umumnya sudah mengering tidak ada air,” katanya, Senin (16/09/19).

Menurutnya, dari 61 waduk yang mengering tersebar di 11 kecamatan. Seperti Kecamatan Jetis 3 waduk, Kecamatan Kemlagi 7 waduk, serta terbanyak di Kecamatan Dawarblandong 36 waduk.

Sedangkan, 8 waduk tersebar di Kecamatan Sooko, dan masing-masing satu waduk di Kecamatan Bangsal, Kuterejo, Pungging, dan Puri.

“Tak bisa dihindari tiap kali musim kemarau, terlebih di akhir-akhir musik kemarau imbasnya pada pertanian dan peternakan, kebutuhan masyarakat sehari-hari. Hanya saja kekeringan untuk masyarakat sudah diantisipasi dengan suplai air bersih dari pemkab setiap hari,” terangnya.

Selain itu, musim kemarau panjang juga mengakibatkan ratusan hektare lahan Perhutani Pasuruan dan Tahura Raden Soerjo terbakar selama beberapa hari. ” Untuk lahan yang terbakar kemarin sudah mencapai ratusan hektar,” ungkapnya. (sma/adm)

 

Baca juga :