Angka pengangguran di Kota Mojokerto ternyata masih cukup tinggi mencapai ribuan orang.
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, jumlah pengangguran di Kota Mojokerto mencapai 2.340 orang. Mereka sebagian besar berlatar belakang tingkat pendidikan dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Padahal, dalam kurun tiga tahun terakhir investasi di Kota Mojokerto meningkat. Bahkan per Agustus tahun 2019, nilai investasi mencapai Rp 1,4 triliun lebih dari 99 investor.
Hariyanto, Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja (Diskumnaker) , mengatakan, untuk tahun 2017, jumlah warga yang belum memiliki pekerjaan sebanyak 3.273 orang alias 4,88 persen.
Sedangkan tahun 2018 jumlahnya mengalami penurunan 1,27 persen. Yakni, menjadi 2.430 orang atau 3,61 persen.
Jumlah itu masih dianggap tinggi karena berkisar ribuan warga yang tak memiliki pekerjaan alias jobless.
Menurutnya, sebagian besar pengangguran itu berlatar belakang pendidikan tingkat SMK. Mereka masuk dalam angkatan kerja, namun belum mendapatkan tempat pekerjaan.
’’Tingginya jumlah pengangguran disebabkan jumlah lulusan anak SMK yang masih banyak belum dapat kerja,’’ jelasnya.
Belum tertampungnya tenaga kerja produktif itu dipengaruhi minimnya lowongan pekerjaan. ’’Baik di kalangan perusahaan-perusahaan, BUMN maupun BUMD minim lowongan kerja,’’ tandasnya.
Pihaknya berupaya menekan angka pengangguran. Diantaranya, membuka informasi lowongan kerja kepada pencari kerja. Termasuk melatih kewirausahaan yang bersifat nasional dan membuka bursa kerja di tingkat SMK. ’’Ada juga latihan kerja dengan Disnaker Provinsi dengan perusahaan besar,’’ tandasnya.
Tahun ini angka pengangguran ditarget turun mencapai 1 persen. Paling tidak angka pengangguran berada di angka 2,6 persen. Salah satu upaya dengan mencari terobosan dana hibah ke Kementerian Koperasi. ’’Tahun ini dapat dana hibah sebanyak 17 pelaku usaha,’’ bebernya.
Hariyanto juga mengatakan, kenaikan tren investasi tiga tahun belakangan juga turut menyumbang penurunan angka penggangguran.
’’Jadi mengisi sektor tenaga kerja di beberapa perusahaan. Dan juga membentuk wirausaha baru. Pemberdayaan dan peningkatan mutu UMKM. Serta, pemberdayaan koperasi kepada anggota untuk jadi wirausahawan,’’ katanya. (sma/adm)
Baca juga :