Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto mencatat, hingga saat ini krisis air bersih masih melanda 7.386 jiwa di Mojokerto. Mereka tersebar pada 6 desa di tiga kecamatan.
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, bencana kekeringan ini menuai perhatian dari berbagai kalangan. Termasuk Komunitas GUSDURian Mojokerto dengan menggandeng komunitas lintas agama. Para pecinta pemikiran Gus Dur itu mengirimkan puluhan ribu air bersih bagi warga yang terdampak kekeringan.
Imam Maliki, Koordinator GUSDURian Mojokerto mengatakan, puluhan tangki air disiapkan untuk membantu warga. “Ada sebanyak 20 tangki air yang sudah kami siapkan untuk membantu warga yang mengalami krisisi air bersih. Yakni warga di Kecamatan Dawarblandong serta Ngoro,” ungkapnya, Rabu (16/10/2019).
Masih kata Imam, dari 20 tangki air yang disiapkan, 10 tangki diantaranya sudah terdistribusikan. 2 tangki untuk warga dua desa di Kecamatan Dawarblandong, sedangkan 8 tangki untuk warga tiga desa di wilayah Kecamatan Ngoro.
“Distribusi kami lakukan secara bertahap. Sepekan 2 kali, masing-masing 3 tangki air perhari, atau 15.000 liter. Besok rencananya kami akan distribusikan lagi sekitar 4 tangki,” ujarnya.
menurutnya, GUSDURian Mojokerto juga menggandeng PMI, serta komunitas lintas agama. Dan berharap bantuan ini bisa mencukupi kebutuhan air bersih bagi warga saat musim kemarau tahun ini.
“Kegiatan ini merupakan bentuk aksi kemanusiaan bagi korban kekeringan di Kabupaten Mojokerto. Kami juga berharap, agar pemerintah daerah segera mengambil langkah untuk mengeluarkan solusi permanen. Karena krisis air bersih ini sudah terjadi selama bertahun-tahun setiap musim kemarau tiba,” jelasnya.
Sementara itu, M. Zaini, Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto mengatakan, krisis air bersih yang melanda 7 ribu jiwa lebih, yang paling terdampak kekeringan yakni di Kecamatan Ngoro.
“Dari jumlah itu yang paling banyak terdampak kekeringan di Kecamatan Ngoro. Rinciannya Desa Kunjorowesi, 1.607 jiwa. Desa Manggunggajah, 700 jiwa serta di Desa Kutogirang, 750 jiwa,” kata.
Sedangkan di Dusun Sekeping dan Dawar, Desa Dawarblandong, krisis air berdampak pada 1.450 jiwa. Sedangkan untuk Dusun Tempuran, Ngagrol, Genceng, dan Mlati di Desa Simongagrok, krisis air bersih menimpa 2.070 jiwa. Untuk di Desa Duyung, Kecamatan Trawas tercatat ada 509 jiwa terdampak. (sma/adm)
Baca juga :