Sebagian sumur milik warga di Mojokerto mulai mengering. Bahan warga harus pergi ke sumur sawah terdekat untuk mendapat air dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, fenomena sumur yang mulai mengering dialami oleh sejumlah warga di Dusun Sukorejo, Desa Kepuharu, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto.
Salah satu yang terdampak yakni Siti Aisyah (39) warga setempat. Menururnya, sejak satu bulan lalu, warga Desa Kepuharum memilih mengambil air di sumur sawah. ” Sumur milik warga yang kering rata-rata memiliki kedalaman tidak sampai 10 meter, dan kini sudah tidak keluar airnya,” katanya, Jum’at ( 01/11/2019)
Hal itu dilakukan warga untuk mencari air bersih ke sumur sawah yang masih keluar airnya. Sebab, rata-rata sumur sawah memiliki kedalaman sampai 14 meter dan didesain berada di pinggir jalan. Selain itu, manfaat lain sumur sawah biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman jagung milik warga.
Dalam satu hari, Aisyah mengaku bersama warga lainnya yang bernasib sama, bisa berkali-kali mengambil air di sumur sawah dengan menggunakan galon air mineral isi 19 liter.
“Kalau pagi ramai, jam segini sudah sepi karena warga mengambil kebanyakan pagi. Air ini untuk keperluan mencuci dan keperluan dapur, kalau mandi ya disini. Makanya ini ada penutup untuk digunakan warga mandi,” tuturnya.
Menurutnya, musim kemarau tahun ini dinilai cukup panjang, sehingga menyebabkan sumur warga kering. “Sebelumnya tidak pernah seperti ini, ya baru tahun ini. Kemarau panjang, kemarin sempat gerimis tapi tidak sampai deras. Untuk bantuan air bersih, belum pernah dapat. Desa sebelah juga sama kondisinya, sumur kering,” tandasnya.
Sementara itu, M. Zaini, Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto, setelah dilakukan mitigasi bersama pemerintah desa, fenomena ini bukan bencana kekeringan, melainkan disebabkan banyaknya sumur bor di area persawahan di daerah tersebut.
” Airnya ini terbagi-bagi, sehingga sumur milik warga yang mempunyai kedalaman tidak seberapa mengering,” jelasnya.
Dari keterangan warga, berkurangnya debit air sumur terjadi sejak bulan lalu. Hal itu disebabkan kemarau panjang dan adanya sebagian warga membuat sumur bor untuk mengairi area persawahan atau tanaman jagung.
” Kemarin kita himpun ada 28 sumur bor, sehingga berakibat debit air yang ada di sumur warga. Yang terdampak ada 350 KK atau 700 – 800 jiwa,” terangnya. (sma/adm)
Baca juga :