Mengering, Begini Kondisi Kolam Segaran, Peninggalan Kerajaan Majapahit di Trowulan

Kondisi kolam Segaran di Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto yang merupakan kolam Purbakala peninggalan era kerajaan Majapahit kini masih mengering.

Menjelang musik hujan ini, diharapkan kolam yang menjadi salah satu ikon di Wilayah Trowulan ini bisa dipenuhi air dan menjadi pemandangan yang indah.

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, mengeringnya kolam Segaran terjadi sejak tiga bulan yang lalu. Dan kekeringan kali ini terbilang terparah di bandingkan pada tahun sebelumnya.

Nampak, kolam yang memiliki luas 325 x 175 meter, dengan kedalaman 2,88 meter ini mengering. Hanya ada beberapa genangan air yang tersisa pada sudut timur dan tengah.

Wicaksono Dwi Nugroho, Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim mengatakan, kekringan Kolam Segaran terjadi sejak tiga bulan yang lalu. Hingga bulan Oktober 2019 kondisinya masih kering.

“Sudah sejak September yang lalu, Kolam mulai surut, hingga Oktober ini masih kering,” ungkapnya. Sabtu (02/11/19)

Wicaksono juga mengatakan, memang belum ada kajian secarah ilmiah soal keringanan di Kolam Segaran. Namun, selain kemarau yang berkepanjangan, kekeringan yang terjadi dimungkinkan karena tersumbatnya saluran buang pada sisi utara dan saluran masuk pada sisi selatan kolam.

Menurutnya, air di kolam segaran ini berasal dari situs Balong Bunder yang terletak sekitar 100 meter di sebelah selatan kolam. Kemudian, air dari kolam segaran mengalir dari sisi utara kolam menuju ke sungai dan selanjutnya menuju ke sawah-sawah.

“Akan tetapi banyak kanal saluran air masuk ke kolam segaran yang sudah tertutup tanah atau beralih fungsi. Mungkin itu bisa menjadi penyebab,” katanya.

Arkeolog BPCB ini juga menuturkan, fenomena keringnya Kolam Segaran saat musim kemarau terjadi dalam 3 tahun terakhir. “Sebelumnya, kolam purbakala ini tetap terisi air meski memasuki kemarau,” tegasnya.

Sementara mengenai sejarah Kolam Segaran, menurut Wicaksono, sebagai peninggalan masa Kerajaan Majapahit, kolam ini diduga dibangun untuk waduk dan penampungan air untuk penanganan irigasi. Namun, banyak asumsi masyarakat yang mengatakan bahwa Kolam Segaran tempat pembuangan.

“Kalau asumsi masyarakat, kolam Segaran itu dulu digunakan sebagai tempat menjamu tamu-tamu kerajaan, kemudian di tempat itu pula, di gunakan lokasi pembuangan bekakas, seperti piring emas atau yang lain” paparnya.

Setelah runtuhnya Kerajaan Majapahit, Kolam Segaran sempat terkubur dengan tanah. Situs purbakala ini baru ditemukan kembali pada masa penjajahan Belanda, yaitu tahun 1926.

Kolam ini kemudian dipugar selama 10 tahun. Pemugaran pertama, dilakukan pada tahun 1966 dan pemugaran kedua dilakukan pada tahun 1974.

Hingga saat ini, kolam Segaran tengah menjadi ikon Kabupaten Mojokerto, terlebih di Kecamatan Trowulan yang terkenal dengan banyaknya wisata Candi-Candi peninggalan kerajaan Majapahit.(sma/udi)

Baca juga :