Polresta Mojokerto melakukan penyisiran sungai untuk menindaklanjuti temuan potongan tulang manusia pada 5 Oktober 2019 lalu.
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, potongan tulang sebelumnya ditemukan oleh warga di pinggir bantaran Sungai Brangkal atau tepatnya di Jalan Riyanto, Kelurahan/Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto.
RSU Dr Wahidin Sudirohusodo Kota Mojokerto juga berhasil mengidentifikasi jenis dan bentuknya.
Yakni tulang pelvis (panggul), tulang clavicula (selangka), tulang, tulang rusuk, tulang Genu (sendi), tulang cruris (tungkai) dan tulang shoulder (bahu). Potongan tulang manusia yang terdiri dari beberapa bagian itu dalam kondisi hangus.
AKP Ade Warokka, Kasat Reskrim Polresta Mojokerto mengatakan, tes uji laboratorium menyatakan jika potongan tulang yang ditemukan dibantaran sungai Brangkal tepatnya di Jalan Riyanto, Kelurahan/Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto merupakan tulang manusia.
Sehingga jajaran Satreskrim, Sabhara, Dokes, serta unit Identifikasi Polresta Mojokerto langsung melakukan penyisiran sungai tersebut di sepanjang 500 meter ke sisi selatan dan utara sungai. Terlebih di sekitar lokasi tulang ditemukan.
“Hari ini kami melakukan penyisiran untuk upaya mendapatkan kemungkinan ada kerangka atau tulang-tulang yang lain dari bagian tulang yang ditemukan pada 5 Oktober 2019 lalu,” terangnya, (12/11/2019).
Selain memastikan tulang itu merupakan tulang manusia, hasil uji forensik juga menunjukkan jika tulang itu berjenis kelamin laki-laki. Pada saat meninggal diperkirakan usianya 39-40 tahun.
“Korban, kita perkirakan meninggal pada tahun 2004 yang lalu. Hal itu dikuatkan dari hasil pemeriksaan saksi mata Muhammad Sofi Abdillah, yang kali pertama menemukan potongan tulang tersebut,” ujarnya.
Sementara itu dalam penyisiran kali ini, polisi menemukan dua buah potongan tulang. Namun diduga kuat bukan bagian dari kerangka manusia, melainkan potongan tulang hewan. Hal itu diketahui dari ukuran tulang yang jauh lebih besar dari tulang manusia.
Meski tidak menemukan hasil dalam penyisiran serta minimnya informasi, Warokka mengaku akan tetap mendalami temuan ini.
Termasuk mengecek temuan tengkorak kepala di sungai Canggu, di Dusun Balongsono, Desa Canggu, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto pada September 2018 lalu.
“Kami juga mengimbau kepada masyarakat jika ada yang kehilangan keluarganya dengan ciri-ciri yang saya sampaikan tadi, dan perkiraan hilang di tahun 2004, silahkan melapor ke kami. Nanti akan kita lakukan tes DNA untuk mencocokjan,” himbaunya. (sma/adm)
Baca juga :