Ratusan warga Desa Cendoro, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto menduduki balai desa setempat. Mereka menuntut keterbukaan pengelolaan dana Desa yang dinilai janggal.
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, ratusan warga ini melakukan orasi dengan membawa banner bertuliskan “Mari Ciptakan Desa Cendoro Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Hentikan Pembodohan Terhadap Masyarakat Cendoro. Wujudkan Transparansi Pengelolaan Dana Desa.”
Hadi Purwanto, Kordinator aksi mengatakan, tujuan warga hanya ingin menanyakan penggunaan dana desa tahun 2018 dan 2019 untuk apa saja. Karena warga menilai ada kejanggalan. “Dana Desa tahun 2018 sebesar 1,2 Milyar dan 2019 sebesar 1,7 Milyar, itu sudah digunakan untuk apa aja,” ungkapnya.
Hari juga mengatakan, ada 8 item realisasi APBDes Cendoro yang menuai pertanyaan dari massa aksi. Khususnya realisasi kegiatan fisik berupa pembangunan jalan dusun di 3 titik sebsar Rp 920 juta, pembangunan sanitasi masyatakat di tahun 2019 dengan anggaran 82 juta serta anggaran untuk kepemudaan dengan nominal 15 juta.
Warga menilai, pelaksanaan kegiatan tersebut ada kejanggalan. Bahkan, pemerintah desa mengaku menggunakan uang pribadi.
Setelah menunggu 2 jam lebih, akhirnya warga ditemui oleh Sekdes Cendoro, Siswito dan perwakilan Pemerintah Desa yang menyampaikan penjelasan realisasi APBDes tahun 2018 dan 2019 secara singkat dan tanpa tanya jawab.
Sehingga massa merasa geram dan memilih tetap bertahan dan mengancam akan kembali lagi untuk melakukan aksi dengan jumlah massa yang lebih banyak.(sma/udi)
Baca juga :