Warga Sooko, Mojokerto Keluhkan Proyek Drainase

Proyek pengerjaan drainase atau saluran air dan trotorar di Jalan R.A Basuni, Sooko, Mojokerto dikeluhkan warga. Sebab proyek dengan nilai sekitar Rp 9 miliar yang dikerjakan sejak hampir 2 bulan lalu itu, dinilai mengganggu mata pencaharian warga khususnya disekitar proyek.

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, tidak hanya dampak pengerukan saluran dengan alat berat yang membuat pemilik toko, variasi mobil hingga depot makanan yang menutup usahanya, juga buka tutup jalan yang sering dilakukan pihak proyek.

Rekanan proyek diduga tidak mempunyai skala prioritas untuk meminimalisir dampak proyek. Sebab penempatan material-material u-gutter dan proyek untuk pekerjaan sepanjang 512 meter di sisi barat (lebar kerukan 4-5 meter) dan timur sepanjang 516 meter (dengan lebar kerukan 1.5 meter) membuat lalu lintas disekitar itu sering tersendat.

“Mohon solusinya pihak terkait. Perempatan Sooko ke utara bolak-balik ditutup. Yang punya usaha bisa bekerja maksimal, ” ujar salah satu pemilik akun Louis yang memposting keluhannya disebuah media sosial.

Sementara itu, Heri Subekti, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek pendestrian R. A. Basuni mengatakan, jika ada persoalan disarankan ke kepala desa setempat. “Kalau warga waktu mau action, ada kades selaku wakil desa. Kalau ada keluhan silahkan ke Kades. Kalau usahanya sepi ya silahkan ngomong kades. Kalau kita menangani warga satu-satu tidak ketemu. la sosialisasinya dulu gimana loh,” katanya.

Heri yang juga Kabid Tata Bangunan dan Prasarana Jalan itu mengaku, sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian dalam proyek tersebut. “Soal penutupan jalan saya sudah ke Kasatlantas karena kalau dibuka malah tidak selesai – selesai,” tandasnya.

Dia membantah tidak adanya skala prioritas dalam proyek. “Jalan itu buka tutup kok, begitu yudit datang langsung kita masukan. Lalu lintas tetap jalan, jadi tidak menganggu kok. Untuk soal ini saya sudah ke Kasatlantas kok dan langsung di survei,” terangnya.

Menurutnya, main hole, polos, dan atau tangkapan yang tiba dilokasi tidak bisa diterapkan langsung. Karena pengiriman u-gutter dari pabrik dikirimkan langsung sesuai pesanan. “Untuk mengecor, kita pun melakukannya sore hari. Demikian dengan menggali, nunggu toko tutup sehingga tidak menganggu”, tandasnya.

Dia juga optimis, proyek dengan masa pelaksanaan 90 hari kerja tersebut, tidak sampai hari H akan selesai. (sma/adm)

Baca juga :