Munculnya ular anak kobra akhir-akhir ini di Mojokerto, ternyata mendapat tanggapan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Merek menghimbau agar masyarakat tak membunuh ular tersebut.
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, BKSDA mengungkapkan anak ular kobra muncul di pemukiman warga, karena perubahan cuaca dari kemarau ke musim hujan atau bisa dikatakan musim menetas.
Fajar Dwi Nur Aji, PEH Muda Balai Besar Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Jawa Timur/Ka RKW 09 Mojokerto mengatakan, jumlah menetas anakkan kobra yang cukup banyak, dipicu masa kemarau yang cukup panjang di tahun 2019 ini.
“Tapi kalau tahun ini relatif merata karena musim kemaraunya agak panjang sehingga prosentase menetasnya lebih tinggi. Kalau tahun kemarinkan “mungkin” banyak yang gagal netas atau prosentase tetas rendah karena kelembaban yang tinggi,” tandasnya.
Tidak hanya pada musim yang tepat, banyaknya anakan ular kobra masuk di pemukiman juga dipicu ketidakseimbangan ekosistem seperti berkurangnya predator biawak yang sering diburu.
Meski ular kobra merupakan jenis tidak dilindungi dan termasuk Appendiks II CITES, dia menghimbau agar warga tidak bersikap anarkis terhadap penanganan anakkan cobra termasuk membunuhnya.
“Nah, untuk mengantisipasi ular masuk rumah dengan langkah-langkah di antaranya menjaga kebersihan rumah (di pel) dengan carian pembersih. Atau menaburkan sesuatu yang memiliki aroma menyengat misal kapur barus, kamper, maupun belerang. Kalaupun masuk, seperti yang saya bilang tadi sebaiknya cukup diusir saja,” terangnya.
Menurutnya, ular kobra sendiri bertelur hanya ditempat-tempat yang memang memiliki suhu dan kelembaban yang ideal. Seperti dipemukiman warga, gudang, rumah-rumah kosong, bawah tumpukan kayu.
“Sebaiknya diusir saja, kalau dimatikan ditakutkan ada percikan (bisa) yang sama berbahayanya jika terkena bagian tubuh kita yang luka,” paparnya.
Teror ular kobra masuk pemukiman terjadi di Kota/Kabupaten Mojokerto sejak seminggu terakhir. Bahkan anak ular kobra sempat ditemukan warga Kecamatan Bangsal sudah berada di bawah kasur rumah dan pemilik rumah sudah membunuh sebanyak 10 anak ular kobra yang akan masuk ke dalam rumah.
Berdasarkan data yang dihimpun, fenomena masuknya anakan ular kobra ke rumah-rumah penduduk terjadi di beberapa kecamatan, yakni Kecamatan Bangsal, Mojoanyar, Trowulan, bahkan lingkungan wilayah Kota Mojokerto. (sma/adm)
Baca juga :