SANGAT SADIS, Begini Cerita Pembunuhan Bocah SD di Mojokerto Hingga Ditusuk Bambu

Dua pelaku pembunuhan terhadap bocah bernama Ardio Wiliam Oktavianto (13), Siswa SD kelas IV asal Desa Katemasdungus, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto sudah ditangkap Polisi.

Namun, kedua pelaku terbilang sangat sadis ketika membunuh seorang bocah SD, tapi diperlakukan dengan cara yang kejam, korban yang berusia 13 tahun dihajar habis-habisan oleh kedua pelaku yang usianya 17 dan 18 tahun.

Kapolres Mojokerto Kota AKBP Bogiek Sugiarto memegaskan, dalam kasus ini tak ada unsur penculikan namun murni kasus pembunuhan.

“Tak ada yang namanya penculikan, ini murni kasus pembunuhan dengan motif dendam yang disebabkan tidak terimanya kedua pelaku setelah adik kandungnya di pukul oleh korban,” ungkapnya saat konferensi Pers, Rabu (26/02/2020).

Kapolres juga menceritakan, kasus pembunuhan yang dilakukan oleh kakak beradik yakni Trisno (18) dan IS (17) ini sengaja merencanakan pada hari Kamis (29/1/2020).

Korban, dijemput tersangka IS yang mengendarai sepeda motor Yamaha Jupiter pada Rabu (29/1) sekitar pukul 19.30 WIB. IS membujuk korban akan diajak jalan-jalan

Setelah berhasil menjemput korban, IS lantas menjemput kakak kandungnya, Trisno. Kemudian kedua pelaku membawa korban ke Jembatan Gumul, petak 31 hutan Desa/Kecamatan Kemlagi, Mojokerto yang berjarak sekitar 30 Km dari Desa Ketemasdungus.

“Kenapa ke kedua pelaku memilih lokasi itu, karena pelaku sudah hafal daerah tersebut, bahkan pelaku mengenali para pemilik warung yang ada di sekitar lokasi,” terangnya.

Sampai di lokasi sekitar pukul 23.10 WIB, Trisno dan IS menganiaya korban dengan cara mencekik dan membenturkan kepala korban hingga tergeletak, besar kemungkinan korban sudah tewas.

“Setelah itu, tersangka Trisno lalu menengkurapkan tubuh korban, menarik celananya, lalu menusuk dubur korban dengan bambu,” terangnya.

Kapolres juga sempat menunjukkan bambu yang digunakan Trisno untuk menusuk dubur korban yang berukuran sekitar 22 cm dengan diameter sekitar 1,5 cm.

Selanjutnya, Trisno meminta bantuan IS melempar mayat bocah tersebut ke sungai tepat di bawah Jembatan Gumul. Kedua tersangka lantas pulang ke rumah mereka pada Kamis (30/1) sekitar pukul 01.00 WIB.

Lantas, mayat Dio baru ditemukan pengguna jalan keesokan harinya, Kamis (30/1), sekitar pukul 06.00 WIB. Korban tengkurap di dasar sungai yang dangkal dengan separuh kepala siswa kelas IV SDN Ketemasdungus ini tertancap di lumpur.(sma/udi)

Baca juga :