Pemkab Mojokerto Target Bebas Banjir, Begini Langkahnya

Foto : Permukiman warga dikawasan Tempuran, Kecamatan Sooko tergenang banjir pada awal Februari 2020 lalu

Bencana banjir langganan yang terjadi di beberapa wilayah Mojokerto seperti kawasan Banyulegi, Dawarblandong serta di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko hampir terjadi setiap tahun.

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, Pemkab Mojokerto optimis, dua tahun lagi mampu bebas dari banjir. Untuk itu diperlukan sejumlah langkah, agar mampu menyelesaikan target tersebut.

Bambang Purwanto, Kepala Dinas PUPR kabupaten Mojokerto mengatakan, awalnya target wilayah bebas banjir pada tahun 2020 ini. Namun, target itu meleset karena perencanaan besar harus digarap dengan baik.

Target bebas banjir yang tengah digarap tersebut diantaranya, banjir dikawasan Banyulegi, Dawarblandong yang selalu datang setiap musim penghujan.

“Tentunya harus ada lngkah strategis. Dan sudah kami komunikasikan dengan semua pihak,” tandasnya.

Menurutnya, langkah strategis itu diantaranya memasangan plengsengan. Meski langkah memasang tembok penahan itu sempat menuai persoalan karena jadi wilayah Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).

“Tembok sebagai penahan bukan wilayahnya BBWS. Ada diwilayah pemerintah daerah,” jelasnya. Dan langkah pembangunan tembok ini sudah dimulai.

Masih kata Bambang, target bebas banjir juga terjadi dikawasan Tempuran, Kecamatan Sooko. Terakhir, setidaknya ada 467 rumah dengan lebih dari 2000 jiwa terdampak.

Hal itu tidak lepas dari dampak meluapnya kiriman afvour sungai Gunting dari wilayah Kabupaten Jombang. “Ini juga kita selesaikan. Kita sudah memasang sejumlah strategi pembangunan dikawasan ini,” tegasnya.

Dia juga menegaskan, penyelesaian target bebas banjir, Pemda juga harus melibatkan sejumlah lembaga, diantaranya pemerintah desa.

“Ada pembagian-pembagian. Sehingga nantinya ada tugas masing-masing. PUPR bisa mengerahkan alat, sedangkan kebutuhan lainnya bisa dilakukan pemdes,” tuturnya.

Sementara itu, M. Zaini,  Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto mengatakan, banjir yang terjadi di Dawarblandong bukan karena curah hujan tinggi, namun karena luapan Kali Lamong.

“Masyarakat Dawarblandong seri nuh mendapatkan banjir kiriman dari Kali Lamon, karena letak sedimen yang berada di Kali Lamony terlalu tinggi,” jelasnya. (sma/adm)

Baca juga :