Kasus pembunuhan uang menimpa Ardio Wiliam Oktavianto (13), Siswa SD asal Desa Katemasdungus, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto menyisakan kesedihan yang sangat mendalam bagi nenek Miskah, yang sudah 13 tahun merawat Dio.
Wanita yang berusia 60 tahun itu meminta agar kedua pembunuh cucunya dihukum setimpal. “Kalau bisa ya jangan sampai pulang, atau di hukum seberat beratnya, hukuman mati,” ungkapnya Rabu (04/03/2020).
Miskah juga mengatakan, perbuatan yang dilakukan terhadap cucunya ini merupakan perbuatan yang sangat keji. Apalagi, kedua pelaku jauh lebih dewasa dibanding cucunya.
“Sebagai keluarga yang selama ini merawat Dio ya tidak terima, apalagi Dio ini dikenal sebagai anak yang diam dan penurut terhadap keluarga,” cetusnya sembari meneteskan air mata.
Miskah juga menceritakan, dirinya terakhir bertemu Dio setelah magrib, sebelum Dio ditemukan tewas di bawah jembatan di wilayah Kemlagi. “Trakhir melihat wajah cucu saya ya pada Rabu (29/01/2020) malam sehabis mahrib, dia ini berpamitan bermain, setelah itu hingga larut malam dia sudah tak kembali ke rumah,” ungkapnya.
Hingga akhirnya, Ardio ditemukan tewas di bawah Jembatan yang ada di kawasan Kemlagi, atau lebih dari 30 KM dari rumahnya.
“Saya tidak menyangka kalau Dio tewas dibunuh, padahal dia ini tidak pernah mempunyai masalah. Dia cenderung diam meski ada masalah,” paparnya.
Sekedar informasi, Ardio merupakan anak pertama dari pasangan Iwan, 36, dan Siti Aisyah 35. Namun sejak usia 3 bulan sudah ditinggal oleh kedua orang tuanya. Sejak kecil Ardio dirawat oleh neneknya Miskah di Desa Katemasdungus, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto.(sma/udi)
Baca juga :