MARAK, Penyebaran “Hoax Corona” di Mojokerto, Ini Faktanya

Pemberitaan terkait penyebaran virus Corona (covid-19) memang menjadi topik yang menarik. Namun, warga Mojokerto diimbau untuk lebih teliti dalam mencerna informasi yang diterima.

Karena, kini sudah mulai beredar berita bohong (hoax) terkait pasien positif corona di Mojokerto yang sudah mulai merebak dan beredar di Media Sosial maupun di pesan berantai WhatsApp.

Menyikapi informasi yang beredar, Pihak terkait memastikan sampai hari ini belum ada seorang pun pasien positif corona di Mojokerto.

Jadi, informasi yang menyatakan ada 6 pasien corona yang sempat dirawat di RSUD Prof Dr Soekandar di Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto dan RSUD Dr Wahidin Sudiro Husodo, Kota Mojokerto itu merupakan berita bohong (HOAX)

dr Gigih Setijawan, Juru Bicara RSUD Prof Dr Soekandar saat dikonfirmasi mengatakan, informasi terkait adanya pasien positif Corona itu tidan benar. “Informasi tersebut kami pastikan tidak benar atau hoax. Tidak ada pasien positif corona,” ungkapnya, Senin (16/03/2020)

Dr Gigih juga menjelaskan, pihaknya sempat merawat 1 orang yang statusnya Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Yaitu seorang pria berusia 55 tahun yang baru saja pulang dari umroh.

Pasien ini dirawat di ruang isolasi sejak Selasa (10/3). “Saat datang ke kami, pasien ini mengeluh batuk saja. Masuk kategori PDP karena menunjukkan gejala infeksi saluran pernafasan atas, pneumonia dan pulang dari negara terjangkit corona. Sebagai kewaspadaan kami, kami rawat di ruang isolasi,” terangnya.

Saat ini, kata dr Gigih, kondisi pasien telah pulih. Pasien diizinkan pulang sejak Senin siang (16/03), setelah pasien sudah tidak mengalami batuk. “Pasien sudah pulang, karena sudah sembuh dari gejala klinis pneumonia,” tegasnya.

Sementara Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari memastikan, informasi adanya 2 pasien positif corona di RSUD Dr Wahidin Sudiro Husodo adalah berita bohong atau hoax.

Kata Ning Ita, sapaan Walikota Mojokerto, saat ini pihaknya hanya memantau 18 warganya yang masuk kategori Orang Dengan Risiko (ODR). Karena mereka pulang dari negara yang terjangkit corona.

“ODP 18 orang ini berada di rumah masing-masing, bukan pasien. Karena mereka dari luar negeri,” jelasnya.

Selain itu, juga beredar berita Hoax yang menyasar RSI Sakinah di Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Hoax yang beredar melalui grup WhatsApp ini menyebutkan terdapat seorang pasien positif corona yang sempat dirawat di rumah sakit tersebut.

dr Roisul Umam, Manajer Pelayan Medis RSI Sakinah menyatakan bahwa informasi tersebut adalah hoax. Pihak RSI memang merawat seorang pria berusia 42 tahun yang pulang dari Bali.

Saat datang, pasien mengeluh demam dan flu. Namun, pasien tersebut sama sekali tidak menunjukkan gejala corona. “Keluhannya hanya demam dan flu biasa, dan Dokter spesialis paru memastikan tidak ada gejala yang mengarah ke corona,” tegasnya.

AKBP Feby Dapot Parlindungan Hutagalung, Kapolres Mojokerto mengimbau agar masyarakat tidak menyebarkan hoax atau berita bohong, karena masuk dalam ranah tindak pidana.

Kata Kapolres, pihaknya akan menindak tegas penyebar hoax dengan Pasal 28 ayat 1 UU Informasi dan Transaksi Elektronik dengan ncaman pidananya paling lama enam tahun dan atau denda paling banyak Rp 1 miliar.(sma/udi)

INI 8 FAKTA, Wanita di Mojokerto Nekat Buang Bayinya Hingga Ditangkap Polisi

Baca juga :