Informasi terkait perkembangan dan kewaspadaan terhadap virus korona di Mojokerto memang sangat dibutuhkan masyarakat. Namun, justru sering beredar berita yang tidak Jelas kebenarannya.
Salah satunya kabar tentang penutupan pasar dan toko-toko di Kota Mojokerto yang menyebar di media sosial facebook (FB) serta dibagikan melalui pesan WhatsApp (WA) yang sempat membuat masyarakat panik.
Dalam pesan yang diterima tim redaksi suaramojokerto.com, tertulis:
’’Oleh kabar teko konco n kepengen mastekno maneh opo bener kota mulai Minggu tanggal 22-29 ditutup n pasar tanjung sama toko-toko yang lain ditutup juga ???
Terus kalau pasar ditutup, kita-kita beli ikan dll di mana n kemana?
Lalu kita makannya juga gimana n kalau ada barang yang habis, beli di mana ..’’
Ruby Hartoyo, Kepala Disperindag Kota Mojokerto menegaskan, bahwa informasi terkait penutupan pasar dan toko-toko di Kota Mojokerto adalah tidak benar alias hoaks.
Ruby juga mengatakan, hingga kini aktivitas di pasar dan beberapa pertokoan, maupun pusat perdagangan di Kota Mojokerto masih berjalan normal seperti biasanya.
Namun, menurut Ruby, untuk peningkatan kewaspadaan memang Pemkot Mojokerto memberi imbauan agar toko modern atau swalayan ikut menjaga kesehatan, dengan mengharuskan pengunjung mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer.
Selain itu, petugas keamanan toko juga diminta untuk membekali diri dengan thermal scanner yang berfungsi untuk mengukur suhu setiap pengunjung.
Sementara sebagai upaya pencegahan, di titik-titik pasar tradisional di Kota Mojokerto juga dilakukan penyemprotan disinfektan. Mulai dari Pasar Prajurit Kulon, hingga ke pasar-pasar yang lain.
Sementara di Pasar Rakyat Kedungmaling, Kecamatan Sooko, Pedagang sempat menetima informasi dari petugas pasar kalau akan ditutup selama 2 hari untuk disterilisasi. “Memang ada informasi akan tutup dua hari, akan disemprot, tapi ini pedagang pasar masih tetap berjualan,” kata Hambali, Pedagang di Pasar Rakyat Kedungmaling, Sooko, Mojokerto.(sma/udi)
Baca juga :