339 Pelaku UKM-IKM di Mojokerto Terimbas Covid-19, Order Batal hingga Stop Produksi

Foto : Ilustrasi Ukm dan IKM

Ratusan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM) dikawasan Kota Mojokerto tersendat hingga berhenti berproduksi, akibat pandemi corona (Covid-19).

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, adanya Covid-19 ini berimbas pada sejumlah usaha, seperti yang dialami oleh Irma Febri Retnowati, salah satu pelaku usaha makanan dan minuman asal Kelurahan Gedongan, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.

Menurutnya, adanya pandemi corona berimbas pada kelangsungan usahanya yang bergerak di bidang usaha kue basah dan tata boga. Diterapkannya phisycal distancing, maka tidak ada lagi acara pertemuan resmi atau agenda rapat yang mengumpulkan banyak orang.

“Dengan adanya wabah ini tidak boleh ada orang kumpul. Jadi ya pesanan dibatalkan semua,” paparnya.

Karena tidak ada order, maka usahanya dihentikan. Karena dia mengaku belum memiliki gerai atau toko untuk menjajakan produk olahannya. Bahkan 5 orang pegawainya telah dirumahkan.

Sementara itu, Ani Wijaya, Plt Kabag Perekonomian Sekdakot Mojokerto mengatakan, sejauh ini tercatat ada 339 unit bidang industri non agro di Kota Mojokerto yang terdampak wabah Covid-19. Bahkan ratusan IKM dan UKM itu juga mengalami penurunan omset 50 persen hingga berhenti berproduksi.

“Para pelaku IKM dan UKM juga mengaku sulit memasarkan produk secara langsung,” terangnya.

Secara terpisah, Fibriyanti, Kabid Industri Disperindag Kota Mojokerto mengatakan, data IKM dan UKM yang terdampak Covid-19 tidak menutup kemungkinan bertambah.

Menurutnya, bidang usaha paling merasakan imbas dari Covid-19 yakni bidang industri sepatu dan cor alumunium.

“Banyak pesanan yang dibatalkan dari luar kota. Sampai sekarang juga tidak ada pesanan sama sekali,” jelasnya.

Beberapa UKM dan IKM bahkan terpaksa merumahkan pegawai, karena kesulitan untuk mendanai biaya operasional maupun upah pekerja.

Selain karena sulitnya bahan baku, pengiriman ke luar kota terutama diwilayah zona merah juga masih sepi pembeli.

Melalui gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 di Kota Mojokerto Bidang Pemulihan dan Pelayanan Dasar, akan memfasilitasi untuk meringankan beban masalah tersebut.

Diantaranya, dengan memberdayakan keahlian, hingga mengupayakan alih profesi untuk pembuatan masker. “Siapa saja yang mau kita tawari untuk membuat masker. Setelah ini ada juga pelatihan pembuatan APD (alat Pelindung Diri),” jelasnya.

Selain itu pelaku IKM dan UKM akan difasilitasi untuk meningkatkan promosi produk melalui penjualan online. Sehingga diharapkan sedikit bisa membantu penjualan produk. “Supaya mereka juga tetap bis jualan dan pendapatannya agar tidak mandek,” tandasnya. (sma/adm)

Baca juga :