BPCB Jatim Tunda Ekskavasi Situs Kumitir Mojokerto, Ini Sebabnya

Imbas pandemi wabah virus Corona (Covid-19), Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur menunda proses ekskavasi tahap dua situs Kumitir, di Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto.

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, penundaan ekskavasi itu disampaikan oleh Muhammad Said, Kepala BPCB Jawa Timur saat melakukan peninjauan di penemuan baru sebuah situs batu pipi berbentuk tangga di Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, Jum’at kemarin (17/04/2020).

Said mengatakan, rencananya bulan April 2020 ini BPCB akan melakukan ekskavasi tahap kedua situs di Kumitir, untuk mengungkap seluruh bagian situs temuan talud yang ditemukan Muchlison dan Nurali saat menggali tanah untuk bata merah, pada Rabu (19/6/2019) lalu.

“Karena ini sedang pandemi virus Corona (Covid-19) kita ikuti arahan pemerintah. Harusnya kalau menurut jadwal kita laksanakan pada April. Tapi karena pandemi Covid-19 ini jadi kami undur dulu, hingga menunggu arahan dari pemerintah, “paparnya.

Rencana kedepan, proses ekskavasi situs Kumitir akan dilakukan bersama mahasiswa dari enam Universitas yang terdapat arkeolong juga BPCB se-Indonesia. “Jadi kalau hanya BPCB Jatim, gak akan sanggup satu kali kerja. Kalau ramai-ramai bisa selesai,” ujarnya.

Menurutnya, penemuan sejarah berupa talud di Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo merupakan wilayah dari kerajaan Majapahit.

Dia berharap, dengan adanya ekskavasi di situ Kumitir akan ditemukan titik terang seperti apa bentuk aslinya.

“Kita akan cari kontekstualnya seperti apa. Ini bukan sebuah candi atau bangunan. Melainkan sebuah lokasi atau ruang besar didalamnya. Ada kemungkinan beberapa bangunan. Dugaan sementara seperti itu (kerajaan Mojopahit) itu bisa dilihat dari bahan yang digunakan,” jelasnya.

Dilain sisi, BPCB Jawa Timur juga belum bisa menentukan masa situs ini dibangun.

“Kita belum ada data sama sekali belum bisa spesifik untuk menentukan masa. Kalau kita melihat batu yang ada di Kumitir itu struktur bata yang mengelilingi besar sekali. Ya, baru satu sisi kita temukan sudutnya. Kita akan teruskan dan melihat didalamya ada apa,” tandasnya.

Sebelumnya, ekskavasi situs Kumitir di Dusun Bendo, Desa Kumitir dilakukan tim gabungan Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (PCPM) Kemendikbud, sera Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim.

Penggalian arkeologis terhadap situs yang berada di lahan pembuatan bata merah ini digelar selama 10 hari, yakni pada 21-30 Oktober 2019 lalu.

Hasiln ekskavasi menampakkan sekitar 100 meter dari total 200 meter struktur bata yang terbentang dari selatan ke utara.

Bangunan ini tersusun atas bata merah kuno yang masing-masing mempunyai dimensi 32x18x6 cm. Ketebalan struktur mencapai 140 cm. Sedangkan tinggi bangunan yang bisa digali sekitar 120 cm.

Tembok kuno ini dibangun pada masa Majapahit karena jenis bata merah yang digunakan sama dengan bata merah di situs-situs peninggalan Majapahit di Trowulan, Mojokerto.

Talud kuno ini diperkirakan mengelilingi sebuah bangunan suci. Tembok ini merupakan bagian timur dari talud. Diduga masih terdapat struktur serupa di sisi utara, barat, dan selatan. (sma/udi)

Baca juga :