Budayawan Gelar Larung Sesaji di Sungai Brantas Mojokerto, Berharap Covid-19 Segera Selesai

Setidaknya terdapat satu kepala sapi dan kambing beserta sesaji lain di hanyutkan oleh kelompok adat Majapahit di Mojokerto di sungai brantas Desa Mlirip, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. Larung sesaji itu sebagai bentuk sedekah dan doa untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, sebelum ritual Larung sesaji di hanyutkan, terlebih dulu umat lintas agama secara bergantian memimpin do’a dengan cara yang berbeda beda-beda, sesuai keyakinan mereka masing-masing.

Ki Purbo Diningrat, Pembina Pemangku Adat Budaya Nusantara mengatakan, sesaji yang dilarung ada empat perkara yaitu elemen air, api, udara dan tanah.

“Mengapa ada sesaji? Saat ini alam sedang bergejolak karena Corona kita kembalikan lagi lewat paweton alam juga. Sesaji seperti dupa, kembang, kepala kambing dan sapi dilarung di Sungai Brantas,” ujar Ki Purbo Diningrat.

Menurutnya, ritual larung sesaji itu bertujuan sebagai ikhtiar untuk menolak balak. Dimana saat ini Indonesia, khususnya Mojokerto sedang dilanda bencana non alam yakni Virus Corona.

”Sesaji ruatan murwoh kulo agung tujuannya hanya satu. Khusus morwoh kulo alam. Angin, Banyu, Geni, Lemah. Tujuannya untuk menolak sengkolo besar didalam suatu negara,” katanya.

Sebab, menurutnya, saat ini alam sedang bergejolak dengan adanya wabah penyakit ini. Sehingga pihaknya melakukan ritual lewat paweton alam juga. Seperti menebar wewangian, membakar dupa dan menebar kembang.

Sementara sesaji untuk ruating angin. ”Intinya untuk menitralisir wabah virus yang saat ini sedang berkembang ini,” tuturnya.

Disinggung terkait dua simbol kepala sapi dan kambing yang merupakan sesajian paling tampak, dia menjelaskan bahwa tidak sembarangan sapi. Melainkan harus memenuhi kreteria untuk Penolak balak. Yakni warnanya harus mulus. ”Dua simbol tersebut sebagai penolak wabah besar dan menolak wabah kecil,” tegasnya.

Sementara itu, Ian Kurnianto (40) salah satu budayawan mengatakan, alasan larung sesaji dan doa lintas agama ini digelar di Sungai Brantas agar Virus Corona bisa diberantas oleh Allah SWT.

“Kami gelar di sini (Sungai Brantas) bukan di laut agar bisa memberantas wabah Corona ini atas izin Allah SWT dari negara Indonesia ini,” pungkasnya. (sma/adm)

INI 8 FAKTA, Wanita di Mojokerto Nekat Buang Bayinya Hingga Ditangkap Polisi

Baca juga :