Sejumlah proyek fisik di Kota Mojokerto terhambat, akibat pandemi Covid-19. Hal itu terlihat dari 100 paket lebih proyek di tahun 2020 ini, baru sekitar 12 paket yang sudah diajukan lelang.
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, sejumlah paket yang direncanakan terpaksa harus dialihkan untuk percepatan penanganan Covid-19, khususnya paket proyek yang bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAK) yang seluruhnya harus ditangguhkan.
Nara Nupiksaning Utama, Kabag Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) Setdakot Mojokerto mengatakan, masa darurat Covid-19 memang cukup berdampak terhadap progres proyek.
Beberapa paket DAK yang sebenarnya telah disodorkan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR). “Tapi semua kembalikan lagi, karena ada aturan dari pusat yang menggeser DAK untuk penanganan Covid-19 itu,” katanya.
Menurunya, satu-satunya proyek DAK yang masih tetap dilanjutkan yakni pemeliharaan Jalan Raya Watudakon. Sebab, paket senilai Rp 1,8 miliar itu diajukan melalui lelang sejak Desember 2019 atau sebelum pandemi Covid-19. “Tender sudah selesai dan sekarang sudah ikat kontrak. Maka, prosesnya tetap berjalan terus,” terangnya.
Selain pemeliharaan Jalan Watudakon, total ada 12 paket proyek yang telah masuk ke Unit Layanan Pengadaan (ULP). Dari jumlah itu, 1 paket telah selesai, 5 masih tahap evaluasi penawaran, 2 tender gagal, serta 4 masih dilakukan kaji ulang.
Paket dengan nominal besar yakni proyek revitalisasi Pemandian Sekarsari, yang akan dirombak dengan konsep modern dan mendapat kucuran anggaran Rp 10,5 miliar. Dokumen pengajuan lelang yang diterima 17 April lalu itu, kini masih proses kaji ulang.
Sementara itu, berdasarakan Rencana Umum Pengadaan (RUP), jumlah paket proyek tender di Kota Mojokerto mencapai 100 lebih. Selain harus ditangguhkan, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) masih menunggu kepastian terkait pandemi Covid-19. Sebab sejumlah paket terancam kembali dialihkan untuk kebutuhan percepatan penanganan virus korona. (sma/adm)
Baca juga :