Masa Pandemi Covid-19, Produksi Sampah di Kota Mojokerto Justru Melonjak

Masa pandemi Covid-19 ditandai dengan berhentinya sejumlah aktivitas publik, seperti pendidikan, perkantoran, hingga tempat publik lainnya. Hal itu ternyata membuat jumlah produksi sampah di Kota Mojokerto mengalami kenaikan.

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, sejak masa stay at home Maret lalu, kenaikan produksi sampah mulai terasa. Hingga memasuki bulan April, jumlah sampah yang masuk ke TPA Randegan Kota Mojokerto mencapai 84 ton per hari.

Jumlah itu didapatkan dari belasan Tempat Penampungan Sementara (TPS) maupun depo sampah yang tersebar di kota.

Ikromul Yasak, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mojokerto mengatakan, masuk bulan Mei ini, jumlah produksi sampah kembali meningkat 10 persen dari bulan sebelumnya. ’’Naik 10 persen. Jadi, sekarang 92 ton per hari sampah yang masuk ke TPA Randegan,’’ ujar .

Menurutnya, kenaikan jumlah sampah itu diperkirakan lebih besar lagi. Sebab, sampah yang dihasilkan pada hari itu tidak langsung masuk ke TPA. Sampah terlebih dulu ditampung di TPS, dan bisa dipilah-pilah sesuai jenisnya.

’’Kami usahakan tidak sampai tertimbun di TPS. Per hari 3-4 kali trip pengiriman truk ke TPA baru TPS kosong,’’ katanya.

Dia juga mengatakan, kenaikan produksi sampah semasa pandemi korona ini dimaklumi. Hal itu dipengaruhi pola perilaku masyarakat yang banyak menghentikan aktivitas di luar ruangan.

Melainkan banyak aktivitas di dalam rumah. Praktis menaikkan jumlah konsumsi rumah tangga masing-masing. ’’Yang paling banyak itu jelas sampah rumah tangga. Itu sekitar 80 persen dari jumlah sampah,’’ terang dia.

Disinggung soal penanganan sampah medis atau sampah seperti masker kain dan lainnya, pihaknya mengaku hal itu sudah menjadi kewenangan dinkes.

Menyusul, sampah medis yang dihasilkan rumah sakit akan dikelola dengan pihak ketiga. ’’Sampah medis itu langsung ditangani pihak ketiga yang kerja sama dengan rumah sakit dan dinas kesehatan,’’ tukas dia.

Yasak juga mengaku, pihaknya sudah membekali petugas mulai penyapu jalan hingga petugas TPA dengan masker dan sarung tangan.

’’Sebanyak 194 petugas sudah kami bekali masker, sarung tangan, dan vitamin,’’ tandasnya.

Seperti diketahui, potensi penularan Covid-19 di kalangan petugas kebersihan cukup tinggi. Sebab, mereka secara langsung terlibat dalam penanganan persampahan.

dr Muhamad Taufiq, Ketua Tim Gugas Covid-19 IDI Mojokerto mengatakan, potensi penularan petugas kebersihan sama besarnya dengan masyarakat umum. Karena mereka menangani sampah umum yang juga berpotensi menjadi media yang terjangkiti virus. (sma/adm)

INI 8 FAKTA, Wanita di Mojokerto Nekat Buang Bayinya Hingga Ditangkap Polisi

Baca juga :