Pasca 1300 Lebih Calon Mahasiswa Baru di Mojokerto Ikuti Rapid Test, Kini Stoknya Kian Menipis

Foto : Calon Mahasiswa Baru Yang Ikuti Rapid Gratis beberapa hari lalu

Sebanyak 1.365 calon mahasiswa baru telah mengikuti Rapid Test atau tes cepat Covid-19 secara gratis yang digelar oleh pemkab Mojokerto beberapa hari lalu. Hal itu berdampak pada stok ketersediaan alat rapid test yang sudah dipasok Dinkes Kabupaten Mojokerto kian menipis.

Mengingat kebutuhannya dalam melakukan rapid test sebagai alat pemetaan pasien Covid-19 di Kabupaten Mojokerto kian meningkat, pemerintah berencana akan menambah 5 ribu alat rapid test untuk mencukupi kebutuhan.

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, jika sebelumya tersisa 3 ribu an unit rapid test, kini tinggal 1.600-an unit. Jumlah itu dirasa sangat mengkhawatirkan, mengingat kebutuhannya yang masih tinggi. Bahkan stok alat yang tersedia sekarang dinilai hanya cukup untuk penggunaan sepekan ke depan.

’’Ternyata kebutuhan untuk calon mahasiswa Mojokerto yang berakhir kemarin, sangat banyak. Per hari bisa sampai 300 sampai 500 camaba yang ingin diperiksa. Saat ini stok alat rapid test kami tinggal separo dari pasokan sebelum uji gatis bagi camaba (Calon Mahasiswa Baru),’’ ujar dr Ulum Rokhmat Rokhmawan, Pj Kepala UPT Labkesda kabupaten Mojokerto.

Menurutnya, hingga saat ini kebutuhan akan rapid test sebagai alat pemetaan Covid-19 harus tercukupi secepatnya.

Sebab, kebutuhan rapid test per hari semakin meningkat. Selain diperuntukkan bagi orang-orang yang beresiko tinggi seperti pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP), rapid test juga dibutuhkan bagi orang-orang yang ter-tracing pernah kontak erat dengan pasien positif Covid-19.

’’Ya memang lumayan tinggi. wilayah Mojokerto masih terpetakan kawasan beresiko tinggi,’’ terangnya.

Untuk mencukupi kebutuhan, pihaknya mulai berancang-ancang memasok rapid test tambahan. Setidaknya lima ribu unit dipandang cukup untuk memenuhi kebutuhan uji cepat selama masa transisi tatanan kehidupan baru berjalan.

Selain untuk orang-orang beresiko tinggi tertular dan menularkan, kebutuhan sebanyak itu nantinya bisa juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan uji massal di sektor/bidang lain. Seperti, anak-anak usia sekolah jelang tahun ajaran baru, para santri saat proses belajar mengajar di pondok pesantren, hingga perjalanan tahapan Pilkada.

“Mungkin akan ada pengadaan lagi sekitar 5 ribu lagi. Kami coba juga untuk mencukupi di kebutuhan lain, seperti uji massal untuk anak sekolah atau santri,’’ tandasnya. (sma/udi)

Baca juga :