Kebakaran Pabrik Bioetanol Mojokerto Akibatkan Pekerja Meninggal, Polisi Akan Cek Penerapan K3

Polisi akan mengecek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang diterapkan di PT Energi Agro Nusantara (Enero), yang mengalami ledakan disertai kebakaran tangki penampungan bioetanol hingga mengakibatkan satu pekerja meninggal dan 10 lainnya mengalami luka bakar.

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, dalam pengecekan kali ini, Polresta Mojokerto berencana menggandeng Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Mojokerto sebagai leading sector-nya.

Meskipun demikian, adanya kecelakaan kerja ini tidak ada salahnya pemerintah daerah evaluasi penerapan K3 di perusahaan tersebut. Sebab kecelakaan kerja dengan korban meninggal dan luka-luka di PT Enero, sudah dua kali terjadi dalam kurun waktu setahun.

Sebelumnya, pada Sabtu (11/4) lalu, kasus kecelakaan kerja dialami lima karyawan PT Energi Agro Nusantara (Enero) Gempolkrep (PTPN X). Mereka diduga mengalami keracunan akibat terjadi kebocoran pada tabung gas preselting di sekitar kolam endapan sisa etanol.

Peristiwa yang terjadi dalam perusahaan yang memproduksi bioetanol ini mengakibatkan tiga karyawan meninggal.

Masing-masing dua karyawan divisi biogas plant, dan satu karyawan bagian helper. Sedangkan dua pekerja lainnya harus dilarikan ke IGD RSUD R.A. Basoeni Gedeg.

’’Jadi soal penerapan K3, kami akan gandeng Disnaker sebagai leading sector,’’ ungkapnya, AKBP Deddy Supriadi, Kamis (13/8/2020).

Pihak kepolisian juga akan melakukan pengecekan dokumen perusahaan untuk mengetahui secara pasti kerjasama yang dilakukan oleh pihak (Enero).
Sebab, 11 korban saat kejadian kebakaran dan ledakan itu melaksanakan kegiatan pembangunan konstruksi tangki dan pipanisasi.

“Pembangunannya tetap PTPN X, nanti kita ketahui dokumennya dengan perusahaan mana dia bekerjasama,” tegasnya.

Sejauh ini petugas kepolisian masih menunggu hasil dari Labfor Polda Jatim terkait penyebab pasti kebakaran. Termasuk masih melakukan penyelidikan, apakah ada unsur kelalaian hingga kesengajaan dalam insiden kali ini.

Sementara itu, AKP Sodik Efendi, Kasatreskrim Polresta Mojokerto menambahkan, dari hasil pemeriksaan saksi-saksi, diketahui percikan api selama pengelasan memang menembus pipa hidran, sehingga mengakibatkan ledakan.

’’Dari keterangan pekerja las ini, api las itu tembus hidran hingga memicu ledakan,’’ ujarnya.

Sehingga ledakan yang diakibatkan dari hidran menimbulkan pantulan keras ke tangki penampungan bioetanol. Benturan keras yang terjadi diduga kuat menjadi pemicu meledaknya tangki dengan kapasitas 15 ribu liter tersebut.

Sodik juga mengatakan, pekerja las dari CV Agung Jaya Kontruksi selaku sub kontraktor PT Barata Indonesia ini, dinyatakan selamat dalam insiden nahas tersebut. Selain karena ledakan yang terjadi mengarah ke atas, posisinya juga terlindung oleh dinding.

’’Jadi pekerja yang jauh malah kena. Dia (pekerja las) selamat karena terlindung dinding. Setelah itu lari menyelamatkan diri,’’ ujarnya.

Pekerja yang kini dalam pemeriksaan petugas menjadi saksi kunci atas peristiwa tersebut. ’’Segera akan kita rekonstruksikan di lokasi untuk mengetahui secara pasti,’’ tandasnya. (sma/udi)

Baca juga :