Apresiasi dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) berhasil diraih warga Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto yang telah menggelar pertunjukan wayang kulit virtual Online terlama, yakni selama tujuh malam.
Penghargaan itu diberikan oleh Senior Manager MURI, Sri Widayati kepada Gus Haji Mas Suthon (Gus Thon/Gus Ton) asal Trawas Mojokerto sebagai penyelengara juga memperoleh rekor dari Lembaga Prestasi Rekor Indonesia Dunia (LEPRID).
Penyerahannya dilaksanakan di Kediaman Gus Thon di Desa Ketapanrame, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (19/9/2020) dengan disaksikan Wakil Ketua DPR RI, Azis Syamsuddin.
Kepada Wartawan, Sri Widayati mengatakan, MURI mencatat kegiatan wayang secara daring selama tujuh hari ini luar biasa dan masuk kategori, sangat mengapresiasi bahwa kegiatan ini dilaksanakan di tengah Pandemi.
Menurut Sri, pagelaran wayang yang digelar oleh Gus Sulthon selama tujuh hari ini merupakan yang terlama dalam catatan rekor MURI. Sebab, pernah juga pagelaran wayang virtual namun hanya dilaksanakan selama satu malam.
“Rekor baru lantaran Gus Sulthon ini menggelar tujuh malam berturut-turut sungguh luar biasa karena belum pernah ada yang melakukan ini,” terangnya.
Sementara itu, Haji Mas Sulthon mengatakan, sebenarnya dirinya tidak berharap untuk meraih penghargaan saat melakukan sesuatu hal, apalagi menyangkut kesenian wayang kulit.
“Penghargaan ini lantaran saya sebelumnya mengadakan acara di Gunung Kawi dalam rangka memperingati Dirgahayu RI ke-75 dan peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram/ Syuro tahun 1442 H,” ujarnya
[sc name=”iklan-sisipan”]
Pagelaran Wayang Kulit Virtual Online tujuh malam yang diselenggarakan oleh Gus Thon di Gunung Kawi pada 19-25 Agustus 2020 tersebut juga mendapat apresiasi dari Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin. Sebab, sejak Indonesia merdeka 75 tahun, baru budayawan asal Trawas, Mojokerto yang memprakarsai kegiatan itu.
Wakil Ketua DPR RI, Azis Syamsuddin mengatakan dia berharap bahwa yang telah dilakukan Gus Ton dapat menginspirasi semua pihak dalam segala bidang yang ditekuninya.
“Semoga apresiasi MURI ini juga menjadikan semakin banyak pihak yang bisa meniru Gus Ton untuk peduli seni budaya asli Indonesia,” ungkapnya.(sma/udi)
Baca juga :