Aksinya Disabotase, GMCM Mojokerto Tetap Gelar Kampanye Pemilih Cerdas

Sejumlah kegiatan kampanye pemilih cerdas yang dilakukan oleh Gerakan Mojokerto Cerdas Memilih (GMCM) disabotase oleh orang tak dikenal. Aksi mereka ada yang menilai kampanyr hitam.

Namun, hal ini tidak menyurutkan gerakan aksi mereka. Bahkan, kini telah menyiapkan kampanye pemilih cerdas secara masih di semua wilayah yang ada di Kabupaten Mojokerto.

Wiwiet Hariono, Koordinator GMCM yang akrab dipanggil Sarko mengatakan, GMCM adalah lembaga resmi yang dilindungi undang-undang dan bersikap netral serta tidak tidak berpihak ke salah satu paslon.

“GMCM sementara secara kelembagaan, keorganisasian, kita bisa dibuktikan netral. Tidak membawa bendera, mengusung atau mengarahkan ke salah satu paslon. Kita punya dasar hukum untuk menyampaikan pendapat di muka umum dan ini diatur dalam UUD 1945, UU Nomor 9 Tahun 1998 dan Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2012,” ungkapnya.

Sarko juga mengatakan bahwa ada sejumlah aksi GMCM yang disabotase oleh pihak tidak bertanggungjawab. Diantaranya, pemasangan banner tentang ajakan memilih cerdas di beberapa kecamatan di rusak orang tak dikenal. “Ada yang disabet dengan benda tajam, ada juga yang hilang,” ungkapnya, Selasa (17/11/2020).

Padahal tujuan dibentuknya GMCM adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk menjadi pemilih cerdas yang memilih berdasarkan hati nurani dan tidak berdasarkan politik uang.

“Sudah ada tiga Bupati Mojokerto yang berakhir di penjara, kita tidak ingin yang terpilih nanti juga mengalami hal yang sama. Terserah, mau pilih paslon nomor 1,2 atau 3, tapi memilihnya harus cerdas,” tegasnya.

Sementara terkait sabotase atau pengrusakan sejumlah banner yang dipasang di sejumlah kecamatan. Seperti Kecamatan Jatirejo, Dlanggu, Gondang, Pungging dan Kutorejo. Pihaknya untuk sementara hanya memberi warning, dan tetap akan melakukan gerakan yang lebih masif lagi.
[sc name=”iklan-sisipan”]
Dalam banner tersebut diantaranya bertuliskan, seperti “Memberi ruang pada Pemimpin KORUP = melanggengkan keserakahan dan kerakusan”.

“Dalam aksi berikutnya, kita akan awasi dan kita rekam. Kalau ada pihak yang sengaja melakukan pengrusakan akan kota laporkan,” tandanya.

Sekedar informasi, GMCM terbentuk dari sejumlah elemen dari berbagai latar belakang yang dibentuk menjelang masa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat.

GMCM dibentuk atas dasar keprihatinan terhadap pemimpin di Kabupaten Mojokerto yang berakhir dengan kasus hukum dan dipenjara.(sma/udi)

INI 8 FAKTA, Wanita di Mojokerto Nekat Buang Bayinya Hingga Ditangkap Polisi

Baca juga :