Hasil Swab, 27 Tenaga Pendidik di Mojokerto Positif, 7 Meninggal, Dispendik Terapkan PJJ

Dinas Pendidikan Kota Mojokerto kembali menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal ini menyusul melonjaknya kasus positif covid-19 di Kota Mojokerto sejak Desember 2020.

Amin Wachid, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto mengatakan, karena tingginya penyebaran Covid-19 inilah, pihaknya memutuskan menerapkan pembelajaran Daring dan work from home (WFH)

“Kita usulkan ke Bu Wali Kota dan akhirnya disetujui kemarin. Ini juga upaya kita agar tidak muncul kluster baru di lingkungan pendidikan. Kita berharap langkah ini bisa menekan angka penyebaran Covid-19 di Kota Mojokerto,” ujarnya, Sabtu (9/1/2021).

Amin Wachid juga mengatakan, berdasarkan rapid test massal yang dilakukan terhadap 1134 tenaga pendidik. Hasilnya 211 orang dinyatakan reaktif dan ditindaklanjuti dengan swab. “Ada 27 dinyatakan positif swab dan 7 orang meninggal dunia,” ungkapnya

Kata Amin, 7 orang yang meninggal tersebut adalah guru dan tenaga pendidik serta ada kepala sekolah yang meninggal karena suspect covid-19.

Dengan penerapan WFH ini, sekitar 2 ribu guru, tenaga kependidikan tingkat PAUD, SD dan SMP negeri maupun swasta harus kerja dari rumah ini diberlakukan sebulan penuh terhitung sejak tanggal 8 hingga 29 Januari 2021.

Kata Amin, kebijakan WFH ini juga mengacu pada Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 01 Tahun 2021 dan Surat Edaran Gubernur Jawa Timur Nomor 800/120/204.3/2021 tentang Sistem Kerja Selama Masa PSBB.

Meski demikian, pihaknya tetap memberlakukan sistem piket sebanyak 25 persen dari total pegawai. “Pelayanan di sekolah dan dinas tetap diadakan dengan membentuk sistem shift. Dan jumlah pegawai setiap shift maksimal 25 persen. Itu terutama berlaku untuk tenaga tata usaha. Sedangkan untuk guru kita tekankan kerja dari rumah saja,” tandasnya.(sma/udi)

Baca juga :